Menu

Mode Gelap
Asyik Nongkrong di Warung Saat Jam Sekolah, Belasan Pelajar di Madiun Terjaring Razia Satpol PP BST 2023 Lebih Singkat, Cepat dan Tepat Sasaran Operasi Zebra Semeru 2023 Resmi Digelar Mulai Hari Ini  Meriahnya Puncak Peringatan HUT ke 78 RI di Desa Tulung Pesta Rakyat IM3 di Kota Madiun, Meriah dan Bertabur Hadiah

Madiun · 1 Okt 2019 14:15 WIB ·

Bupati : Madiun Tidak Pernah Ada Embirio PKI


 Bupati : Madiun Tidak Pernah Ada Embirio PKI Perbesar

Lintas7.net, MADIUN – Madiun tidak pernah ada embirio PKI. Adanya, Madiun menjadi pusat aksi PKI dan wilayah sekitar Madiun dijadikan wilayah kacau.

Hal itu disampaikan oleh Bupati Madiun Ahmad Dawami usai menjadi Inspektur Upacara (Irup) peringatan Hari Kesaktian Pancasila di Monumen Kresek, Kecamatan Wungu, Kabupaten Madiun, Selasa (1/10/2019).

“Kita tidak pernah punya nenek moyang PKI,” tegasnya.

Bupati yang akrab disapa Kaji Mbing ini mengatakan, setelah lahir pada 1 Juni 1945, Pancasila mendapat ujian beberapa kali. Pertama, pada tahun 1948 di Madiun yang menjadi pusat aksinya.

Saat itu, lanjut Kaji Mbing, aksi PKI di Madiun dimulai tanggal 17 September 1948. Selang sehari, tepatnya tanggal 18 September 1948 PKI mendeklarasikan berdirinya Republik Soviet Indonesia di Madiun.

“Presidennya Muso, Amir Syarifudin sebagai perdana menteri, dan dilakukan oleh Sumarsono dan Joko Suyono saat itu,” tambahnya.

Upacara Hari Kesaktian Pancasila di Monumen Kresek, Wungu, Kabupaten Madiun, Selasa (1/10/2019)

Seluruh instansi pemerintahan di Madiun dan sekitarnya dikuasai PKI. Madiun dijadikan pusat aksi. Dan wilayah sekitar Madiun dijadikan wilayah kacau.

“Artinya tidak ada embirio bahwa di Madiun ini PKI, embirio tidak ada. Semuanya orang luar,” tandasnya.

Kemudian, pasukan Siliwangi dipimpin Jendral Gatot Subroto dari arah barat dan divisi 2 dipimpin Kolonel Sungkono dari arah timur, menyerang PKI yang menguasai Madiun.

Digempur pasukan pro Pancasila, PKI lari tunggang langgang. Lalu, tepat pada tanggal 30 September 1948 Madiun bisa dikuasai kembali dari tangan PKI.

“Kemudian berulang lagi 30 September 1965, dimana pada saar itu 6 Jendral diculik oleh PKI, dan tanggal 1 Oktober 1965 disepakati sebagai Hari Kesaktian Pancasila,” urainya.

Tempat inilah (Kresek) yang menjadi pelarian PKI ketika diserang pasukan Siliwangi. Seluruh tawanan PKI yang pro Pancasila dibunuh. Lokasinya berjarak sekitar 800 meter dari sini (monumen Kresek).

Untuk mengenang, menghormati dan menghargai para korban yang dibunuh PKI, Bupati Madiun mengaku akan mendirikan monumen Lubang Sudo yang juga diharapkan menjadi destinasi wisata sejarah, satu paket dengan monumen Kresek.

In Syaa Allah nanti akan kita bangun monumen Lubang Sudo. Progresnya ini perencanaan, gambar sudah, mungkin 2020 sudah jadi,” ungkapnya. (ant)

Artikel ini telah dibaca 48 kali

badge-check

Editor

Baca Lainnya

Asyik Nongkrong di Warung Saat Jam Sekolah, Belasan Pelajar di Madiun Terjaring Razia Satpol PP

12 September 2023 - 14:04 WIB

BST 2023 Lebih Singkat, Cepat dan Tepat Sasaran

5 September 2023 - 14:00 WIB

Operasi Zebra Semeru 2023 Resmi Digelar Mulai Hari Ini 

4 September 2023 - 12:55 WIB

Naff dan D’Masiv Meriahkan Festival Literasi Digital di Ponorogo

3 September 2023 - 23:27 WIB

Siapkan Bonus, Bupati Ponorogo Target 15 Emas di Porprov Jatim 2023

1 September 2023 - 19:16 WIB

Meriahnya Puncak Peringatan HUT ke 78 RI di Desa Tulung

27 Agustus 2023 - 19:58 WIB

Trending di Madiun