LINTAS7.NET,PACITAN– Proyek Pembangunan Bendungan Tukul di Desa Karanggede, Kecamatan Arjosari, Pacitan yang sempat molor dari target akhirnya tuntas dikerjakan. Mega Proyek bernilai hampir mendekati 1 Trilliun itu diresmikan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo pada Minggu (14/2) siang.
Bendungan tukul merupakan Proyek Strategis Nasional (PSN) yang bertujuan menambah kapasitas tampungan air sehingga berkelanjutan suplai air irigasi ke sawah terjaga. Kehadiran bendungan ini juga memiliki potensi air baku, energi, pengendalian banjir, dan pariwisata yang akan menumbuhkan ekonomi lokal.
Berikut ini beberapa data dan fakta pembangunan Proyek Strategis Nasional Waduk Tukul di Desa Karanggede, Arjosari, Pacitan, Jawa Timur.
Groundbreaking
Mega proyek Waduk Tukul di Desa Karanggede, Arjosari, Pacitan jadi salah satu dari tiga proyek bendungan nasional di Jawa Timur pada tahun 2013. Selain Waduk Tukul, ada Waduk Bendo di Kabupaten Ponorogo dan Waduk Gonseng, Kecamatan Temayang, Bojonegoro.
Peresmian tahap awal (groundbreaking) tiga mega proyek itu dipusatkan di kawasan Waduk Bendo, Desa Ngindeng, Kecamatan Sawoo, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur pada Selasa, 17 Desember 2013. Groundbreaking proyek jumbo itu dilakukan Joko Kirmanto, Menteri Pekerjaan Umum era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Pembebasan Lahan
Bendungan Tukul dibangun di area seluas 44,81 hektar. Wilayah itu berada di 3 Dusun di Desa Karanggede, Arjosari. Meliputi Dusun Krajan, Tukul dan Mendang.
Proses pembebasan lahan berlangsung cukup alot. Proses ganti rugi lahan milik ratusan warga baru selesai sekitar tahun 2016. yang diikuti dengan pelaksanaan pekerjaan kontruksi.
Terdapat 155 keluarga pemilik lahan terdampak. 132 keluarga terdampak pembangunan Waduk Tukul dan 3 keluarga terdampak pembangunan jalan menuju Waduk Tukul. Pemerintah merogoh kocek senilai 43,5 Milliar untuk pembebasan lahan sebanyak 283 bidang tanah.
Proyek Multiyears Senilai Hampir 1 Trilliun
Pembangunan mega proyek Waduk Tukul didanai oleh Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) secara bertahap. Sejak groundbreaking tahun 2013, proyek multiyears ini dikerjakan tahun 2016 dan selesai tahun 2021.
Biaya untuk pembangunan bendungan pertama di Pacitan ini mencapai angka 916 Milliar. Pelaksana kegiatan adalah PT. Brantas Abipraya.
Impounding dan Kapasitas Waduk Tukul
Pekerjaan Waduk Tukul yang dimulai 2013 selesai pada tahun 2020 ini bertipe urugan random dan zona inti tegak. Proses pengisian awal (impounding) air dilaksanakan pada Kamis (1/9) lalu. Kapasitas tampungan air Waduk Tukul mencapai 8,68 juta M³.
Infrastruktur yang dibangun di lahan seluas 44,81 ha ini dapat mengairi 600 ha lahan persawahan. Selain itu juga berfungsi sebagai penyedia air baku sekaligus konservasi lahan.
Sumber air baku sebesar 300 liter/detik dan dapat menjadi penggerak PLTA Mikrohidro sebesar 2x 132 KW. Keberadaan Waduk Tukul diyakini mampu mereduksi banjir hingga 44,86m3/ detik.
Potensi Bencana Alam
Bencana tak mengenal ruang dan waktu. Kabupaten Pacitan merupakan wilayah dengan beragam potensi bencana alam. Baik itu tanah longsor, banjir maupun gempa bumi. Kawasan Waduk Tukul pun disebut punya potensi bencana kendati dari sisi keamanan bisa dipertanggungjawabkan.
Sebagai bentuk mitigasi, Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo menggelar sosialisasi program Rencana Tindak Darurat (RTD) bersama Pemerintah Kabupaten Pacitan pada Rabu (8/1) tahun 2020 lalu.
Waduk setinggi lebih dari 60 meter itu bisa saja rusak akibat gempa, hujan angin, atau cuaca ekstrem lainnya meskipun lokasinya dipilih dengan faktor tingkat keminiman bencana. Konstruksinya juga dibuat dengan model tahan gempa.
Hasil pemetaan BBWS dan Pemkab Pacitan terdapat 25 desa di Kecamatan Arjosari dan Kecamatan Pacitan yang berpotensi terdampak bencana apabila waduk raksasa itu rusak atau jebol. BBWS menekankan pentinganya mitigasi antisipasi dan juga kesiapsiagaan bencana utamanya masyarakat yang berada disepanjang aliran sungai Grindulu.
“Tuhan punya kuasa sendiri. Tapi, setiap tahapan pembangunan ada sertifikasinya. Dari sisi keamanan bisa dipertanggungjawabkan. Lokasi waduk di Desa Karanggede, Arjosari, itu diperkirakan aman berdasar hasil survei geologi kelayakan pembangunan,’’ kata Kasi Danau dan Waduk BBWS Bengawan Solo, Khoirul Murod pada sosialisasi TDR di Gedung Pemkab Pacitan tahun lalu.
Pesan Presiden Joko Widodo
Saat peresmian Presiden Joko Widodo mengharapkan Bendungan Tukul di Pacitan ini akan menjadi infrastruktur yang penting untuk memperkuat ketahanan pangan dan juga memperkuat ketahanan air di wilayah sekitar.
“Saya minta agara Pemerintah Provinsi (dan) Pemerintah Kabupaten betul-betul memanfaatkan infrastruktur ini sebaik-baiknya sehingga memberikan nilai tambah bagi daerah, memberikan keuntungan bagi masyarakat, meningkatkan produksi pertanian bagi daerah, dan juga memudahkan penyediaan air bersih bagi daerah,” ujarnya.
Sementara, Bupati Pacitan Indartato sangat bangga dan berterimakasih dengan pembangunan Waduk Tukul. Selain untuk pengendali banjir anak sungai Grindulu, sektor pertanian akan memperoleh manfaat langsung.
“Luas lahan pertanian di wilayah kecamatan Arjosari saja ada sekitar 450 hektar belum di Pacitan ada sekitar 150 hektar,” jelas Bupat (IS)