Disperta Klaim Padi Roboh Dampak Pemakaian Urea Tanpa Kontrol

- Jurnalis

Jumat, 22 Februari 2019 - 18:38 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

salah satu tananam padi petani ngawi

salah satu tananam padi petani ngawi

NGAWI- Dinas Pertanian (Disperta) Kabupaten Ngawi meminta para petani untuk tidak memakai pupuk urea berlebihan pada masa tanam pertama. Menyusul, pada masa panen (MP) pertama tahun 2019 ini ada sebagian besar tanaman padi di wilayah Ngawi roboh terkena sapuan angin dan hujan.

“Jangan memakai pupuk urea terlalu tinggi pada masa tanam pertama ini. Karena buku-bukunya (ruas/batang padi-red) menjadi panjang akibat terlalu subur sehingga mudah roboh kalau terkena angin dan hujan,” terang Marsudi Kadisperta Kabupaten Ngawi, Jum’at, (22/02/2019).

Baca Juga :  Festival Olahraga Pendidikan dan Kejuaraan Tarkam Kemenpora 2024, Bupati Berharap Muncul Atlet Muda Berprestasi

Dengan alasan itu, ia meminta pemakaian pupuk urea harus sesuai dengan petunjuk. Artinya, sistim pemupukan harus ideal dan berimbang (tepat waktu) dengan melihat kondisi tanah. Justru pupuk organik lebih dimaksimalkan lagi.

Terkait dengan harga padi tandas Marsudi, sangat tergantung pada mekanisme pasar demikian juga cuaca. Dimana, jika panenan kering (gabah-red) dengan kandungan air minimal berpengaruh pada melonjaknya harga dan sebaliknya.

Baca Juga :  Tiga Tahun Terakhir, Penduduk Miskin Pacitan Turun Signifikan

Untuk saat ini harga gabah pada masa panen pertama berkisar Rp 4.400/kilogram kondisi basah. Ditargetkan produksi gabah kering di Ngawi bisa tembus Rp 305 ribu ton lebih dari 47 ribu lahan. Pungkasnya, target produksi padi tersebut akan dicapai dengan melibatkan semua stakeholder terkait. (pr)

Berita Terkait

Realisasi Investasi Pacitan Tahun 2024 Meningkat Signifikan, Capai Rp 616 Miliar
Pacitan Berangkatkan 50 Pelajar di Popda Jatim 2024
Pasar Krempyeng Desa Sukoharjo Jejak Tradisi di Tengah Gempuran Modernisasi, Paduan Budaya dan Kesenian Gamelan Kaca
Angin Kencang di Pacitan Rusak Belasan Bangunan Rumah Warga
Pelaku Pencurian Terekam CCTV Toko di Ngadirojo Ditangkap Polisi
Produk Berkualitas Jadi Kunci Eksistensi Industri Genteng Batu Bata Desa Ploso
Kopi Tejo Harta Karun dari Desa Gembuk Pacitan
Bina Satria Pacitan Mencetak Atlet Angkat Besi Berprestasi di Tengah Kendala Transportasi  

Berita Terkait

Rabu, 6 November 2024 - 05:33 WIB

Realisasi Investasi Pacitan Tahun 2024 Meningkat Signifikan, Capai Rp 616 Miliar

Selasa, 5 November 2024 - 21:08 WIB

Pacitan Berangkatkan 50 Pelajar di Popda Jatim 2024

Minggu, 3 November 2024 - 10:03 WIB

Pasar Krempyeng Desa Sukoharjo Jejak Tradisi di Tengah Gempuran Modernisasi, Paduan Budaya dan Kesenian Gamelan Kaca

Sabtu, 2 November 2024 - 22:15 WIB

Angin Kencang di Pacitan Rusak Belasan Bangunan Rumah Warga

Sabtu, 2 November 2024 - 22:05 WIB

Pelaku Pencurian Terekam CCTV Toko di Ngadirojo Ditangkap Polisi

Jumat, 1 November 2024 - 21:14 WIB

Produk Berkualitas Jadi Kunci Eksistensi Industri Genteng Batu Bata Desa Ploso

Jumat, 1 November 2024 - 18:21 WIB

Kopi Tejo Harta Karun dari Desa Gembuk Pacitan

Kamis, 31 Oktober 2024 - 22:09 WIB

Bina Satria Pacitan Mencetak Atlet Angkat Besi Berprestasi di Tengah Kendala Transportasi  

Berita Terbaru

Momen pemberangkatan 50 pelajar Pacitan untuk berlaga di ajang Popda 2024. (Foto:Pemkab Pacitan).

Daerah

Pacitan Berangkatkan 50 Pelajar di Popda Jatim 2024

Selasa, 5 Nov 2024 - 21:08 WIB