LINTAS7.NET, PACITAN-Meski sempat menjadi kontroversi dikalangan masyarakat event Ruwat Jagat tahun ini tetap digelar. Kali ini penamaanya diganti menjadi Rawat Jagat yang jauh dari nuansa mistis dan klenik.
“Kalau di Jogja kata ruwat sudah menjadi hal biasa, namun ternyata di Pacitan kata itu menjadi perdebatan di masyarakat bahkan prosesinya dianggap menyalahi aturan, sebenarnya hanya sebuah pertunjukan budaya, “kata Abdillah Yusuf Panitia Kangen Pacitan.
Gelar Budaya Rawat Jagat dikemas dalam bentuk festival sebagai peristiwa kebudayaan yang tidak saja untuk menggerakan ekosistem kebudayaan di Pacitan namun juga menggabungkan tradisi dan kesenian yang ada.
“Banyaknya potensi alam berupa wisata belum mampu meningkatkan okupansi kunjungan, sehingga harus ada banyak event. Dengan Rawat Jagad ini diharapkan ada pergerakan ekonomi disana,” imbuhnya.
Tema Rawat Jagat tahun 2023 ini adalah Kirab Panji Desa yang mejadikan simbol budaya yang ada di desa. Selain itu acara Doa bersama untuk kesejahteraan dan keselamatan masyarakat Pacitan. Aksi Flashmob Tari Ogleng, Kesenian Blandong Ori, dan berbagai kesenian yang melibatkan anak sekolah dan warga.
Sementara itu Bangun Narotama yang juga panitia Rawat Jagat menambahkan, tema lingkungan juga diangkat pada festival tersebut.
“Bukan ruwat tapi merawat, kita ajak masyarakat selalu peduli lingkungan. Anak didik akan tampil, mereka agar peduli dengan lingkungan. Peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah plastik. Ini Modal budaya atau setidaknya ngopeni lingkungan,” tambahnya.
Terkait anggaran yang digunakan dalam pelaksanaan event Rawat Jagat, pihaknya menampik jika masyarakat berfikir festival tersebut menggunakan dana APBD. Festival terselenggara berkat kerja keras semua pihak diantaranya mengakses dana dari Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia, Pertamina, dan sponsor lainnya.
“Sama sekali tidak ngrusuhi APBD. Kegiatan Rawat Jagad ini murni dari donasi para pengusaha dan juga sumbangsih dari kementrian terkait,” pungkasnya.