LINTAS7.NET, PONOROGO- Bambang Hermanto, seorang warga Desa Winong, Kecamatan Jetis, Ponorogo hidup memprihatinkan. Pria dengan gangguan jiwa ini tinggal di sebuah gubuk reyot yang kumuh dan serba kekurangan.
Kendati dinyatakan sebagai orang dengan gangguan jiwa (ODGJ), pemuda berusia 23 tahun ini luput dari perhatian pemerintah. Padahal seluruh waktunya dihabiskan di gubuk berukuran 3 x 5 meter.
“Kondisi rumahnya ya begini tak layak huni yang jelas. Pengap, kumuh dan banyak kayu yang lapuk. Atapnya juga banyak yang bocor ketika hujan turun,” kata Dasri, paman yang merawat pemuda ODGJ tersebut..
Dasri menambahkan, Bambang hidup sebatangkara dan aktivitasnya lebih banyak berbaring di atas kursi panjang berbahan bambu. Dasri yang hidupnya juga kekurangan, terpanggil untuk memenuhi kebutuhan makan harian Bambang.
Ini berlangsung sejak Katemi orang tua Bambang meninggal dunia tiga tahun silam. Sebab, mulai saat itu Bambang tak lagi merasakan bantuan beras pemerintah.
“Belum pernah (menerima bantuan lagi) sampai sekarang. Yang mencukupi sehari hari ya saya, ya seadanya ala kadarnya. Ya kasih makan ya ngurusin tiap harinya. Kalo mandi harus dipaksa tapi kalo BAB ya didalam situ,” jelas Dasri.
Tokoh masyarakat setempat mengatakan jika Bambang mulanya hidup normal seperti pemuda pada umumnya. Sempat mengenyam pendidikan hingga SMP. Perubahan sikap tak normal mulai terlihat setelah lulus. Pemuda malang itu menjadi pemurung hingga kadang mengamuk dan merusak perabotan rumah.
“Sekarang sudah bisa dikatakan agak parah dari segi mental maupun fisiknya. Jadi harapannya mudah-mudahan ada pihak terutama dari pemerintah itu yang peduli akan keberadaan bambang yang peduli akan keberadaan bambang dari segi kesehatan fisik maupun mental,” ujar Alif Muhtar, kepala dusun setempat.
Kini warga maupun pihak desa berharap adanya perhatian dari pemerintah. Paling tidak memberikan bantuan berupa sembako serta pengobatan kejiwaan agar tidak lagi mengancam keselamatan warga yang tinggal disekitar rumah milik bambang. (Ct/Red).