LINTAS7.NET, NGAWI- Desa merupakan entitas pemerintahan yang langsung berhubungan dengan rakyat. Namun, secara geografi desa berjarak cukup jauh dengan pusat kekuasaan di tingkat atasnya. Penguatan kapasitas pemerintahan desa sebagai agen pembangunan.
Di satu sisi, dan bagaimana memberdayakan masyarakat desa yang memiliki begitu banyak persoalan sosial-budaya dan ekonomi di sisi lain. Namun ada persepektif berbeda dari sudut pandang prioritas seperti yang disampaikan Supriyono Kades Teguhan, Kecamatan Paron, Ngawi.
“Bagi kami keberadaan infrastruktur sebagai satu syarat prasarana yang harus dituntaskan secara berkelanjutan untuk penguatan ekonomi. Maka bagaimana pekerjaan itu harus tuntas dan menjadi goldnya desa,” terang Supriyono Kades Teguhan, Senin, (10/5).
Menurutnya, keberadaan desa harus tetap pada prioritasnya yakni Pembangunan Nasional Berkelanjutan di desa atau Sustainable Development Goals (SDGs). Beber Supriyono, keberadaan anggaran yang masuk desa baik ADD maupun DD harus fokus tiga hal.
Antara lain, pemulihan ekonomi sesuai kewenangan desa, pemetaan akan ketahanan pangan secara mandiri dan terakhir sebagai hal baru adalah desa aman dari Covid-19. Dengan adanya pembangunan terfokus berdasarkan SDGs Desa maka diharapkan mampu adanya output yaitu, adanya arah perencanaan pembangunan desa berbasis kondisi faktual (evidence) di desa itu sendiri.
“Satu contoh yang telah kami realisasikan selama ini di desa ini adalah bagaimana keberadaan jalan itu harus layak. Dan itu dilakukan secara estafet sesuai jumlah dusun yang ada,” kupas Kades yang menjabat dua periode ini. (Purwanto/Ngawi)
Keterangan foto : Supriyono Kades Teguhan dilokasi proyek desa