LINTAS7.NET, PACITAN-Kendati ditengah pandemi Covid-19, partisipasi masyarakat (parmas) Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati (Pilbup) Pacitan 2020 masih tinggi. Dilihat dari hasil penghitungan sementara, parmas berkisar 67%. Naik dua persen dari Pilbup 2010 (sebesar 65,22%) dan naik tujuh persen dibanding Pilbup 2015 (sebesar 59,83%).
Iwit W. Santoso, Divisi Sosdiklih Parmas dan SDM KPU Pacitan menilai kenaikan itu sebagai bukti kepedulian masyarakat terhadap prinsip-prinsip demokrasi. Disisi lain, peningkatan parmas juga sebagai parameter kepercayaan masyarakat terhadap penyelenggaraan Pemilihan.
“Semoga peningkatan parmas Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati berdampak sistemik disemua lini kehidupan di Pacitan,” harapnya.
Diakuinya, sejak pandemi Covid-19 yang melanda negeri ini, angka parmas Pilbup Pacitan diprediksi terjun bebas. Dengan argumen, pemilih lanjut usia (70 tahun ke atas) berkisar 10% dari DPT sebesar 466.451 jiwa. Sedang masyarakat ‘perantau’ yang terdaftar sebagai pemilih jumlahnya cukup banyak, berkisar 20%. Bahkan, beberapa hari menjelang coblosan, kasus Covid-19 makin bertambah.
Tidak itu saja, pandemi Covid-19 juga berdampak pada regulasi kampanye yang membatasi kerumunan. Baik pertemuan tatap muka maupun dialog. Bahkan, rapat umum pun dilarang. Kegiatan kampanye lebih disarankan menggunakan metode daring. Namun, lanjut Iwit yang juga mantan wartawan harian terkenal di Jatim ini, bencana non alam itu tidak menyurutkan pemilih menggunakan haknya.
“Semoga peningkatan parmas menjadi parameter kepedulian masyarakat Pacitan dalam segala hal,” jelasnya.
Lebih lanjut, tentunya peningkatan parmas juga andil dari semua pihak. Khususnya, pemkab Pacitan, Bupati dan jajaran terkait, Forkopimda, Pimpinan dan anggota DPRD, ormas/OKP, wartawan dan semua elemen masyarakat.
“Selain itu juga perjuangan tak kenal lelah badan adhock, mulai PPK, PPS, PPDP, KPPS, PK TPS, Relawan Demokrasi dan sekretariat KPU Pacitan,” pungkasnya. (IS).