NGAWI – Upaya kepolisian mengungkap peristiwa pembacokan terhadap Susanti, seorang ibu muda 30 tahun hingga tewas mulai menemui titik terang.
Kapolres Ngawi AKBP MB. Pranatal Hutajulu saat gelar press release menjelaskan, identitas pelaku pembunuhan terhadap korban di Dusun Jatisari, Desa Karangbanyu, Kecamatan Widodaren, Ngawi yang terjadi Senin, (25/3/2019) sekitar pukul 11.12 WIB mulai terkuak.
“Memang terduga pelaku mengarah pada saudara yang berinisial WKD. Dan terduga pelaku kemarin Rabu kita dengar bunuh diri menabrakan diri ke kereta api,” terang Kapolres Ngawi AKBP MB. Pranatal Hutajulu, Kamis, (28/03/2019).
Ulasnya, WKD (42) yang tercatat sebagai warga Dusun Jenak, RT 04/RW 01, Desa Sidolaju, Kecamatan Widodaren, Ngawi memang diduga kuat sebagai pelaku pembacokan terhadap Susanti yang mengakibatkan korban tewas. Hanya saja hingga saat ini pihaknya masih melakukan penyelidikan lebih lanjut termasuk meminta keterangan dari para saksi antara lain mertua, adik ipar dan satu-satunya saksi kunci yakni anak sulung korban.
Dugaan mengerucut ke WKD ini setelah dua malam sebelumnya saksi kunci yang tidak lain Ari bocah 10 tahun anak korban melihat yang bersangkutan berhasil masuk rumah dari pintu belakang. Saat itu secara tidak sengaja terduga WKD menginjak salah satu kaki Ari dan kontan si terduga mengurungkan niatnya dan kabur. Tidak sebatas itu, saksi lainya juga melihat kalau toh WKD sekitar pukul 19.00 WIB pernah mengintip rumah korban.
Bahkan terangnya lagi, dari kasus pembunuhan itu polisi berhasil mengamankan barang bukti sebilah sabit/celurit dari rumah WKD saat dilakukan penggerebekan. Sayangnya, saat hendak disergap itu WKD sudah kabur terlebih dahulu menghindari kejaran polisi. AKBP MB. Pranatal pun membenarkan, celurit yang ditemukan sesaat setelah kejadian kondisinya masih basah.
“Celurit ini kita temukan dari rumah WKD setelah digerebek dan kondisinya saat itu masih basah. Dimungkinkan sekali baru saja di cuci setelah digunakan untuk membacok,” bebernya.
Kapolres Ngawi juga mengamini motif sementara dari peristiwa pembunuhan itu disinyalir soal hubungan asmara antara terduga pelaku dengan korban. Namun, untuk mengorek motifnya indikasi soal asmara itu masih dilakukan penelusuran lebih jauh dan butuh waktu. Dan terpenting lagi jelasnya, melalui Unit PPA Polres Ngawi memulihkan kondisi psikis/mental Ari anak sulung korban.
Seperti diketahui, Susanti meregang nyawa sesaat setelah mendapat perawatan medis di IGD RSUD dr Soeroto Ngawi. Dari hasil pemeriksaan medis saat itu korban mengalami 8 luka bacok dan terparah posisinya berada di bagian kepala. Sedangkan WKD sebagai terduga pembunuh Susanti nekat bunuh diri menabrakan ke kereta api di kilometer 217 masuk Dusun Ngrancang, Desa/Kecamatan Mantingan, Ngawi. (eni/ant)