LINTAS7.NET, PACITAN-Panjang benang penanganan banjir kota diakui DPUPR setempat. Tak semudah membalik telapak tangan, beragam skema pencegahan luapan saluran irigasi tersebut satu demi satu telah dilakukan. Sayang, layaknya lingkaran setan, masalah serupa kerap terulang hingga banjir tak kunjung rampung diselesaikan.
Kita kan kayaknya belum selesai, belum selesai terus, bukan berarti kita tidak selesaikan, sebenarnya sudah selesai tetapi yang jadi masalah itu datang lagi-datang lagi, jadi akhirnya kayak gak selesai,”ujar Kepala DPUPR Pacitan Suparlan.
Suparlan mengamini beberapa penyebab banjir kota tersebut tak kunjung rampung ditangani. Mulai sampah yang dibuang sembarang disaluran air, hingga banyaknya walet yang membuat irigasi dangkal. Ditambah derasnya hujan yang guyur Pacitan kota dalam satu waktu, membuat skema penanganan yang dilakukan saban waktu seakan sia-sia. Masukan dari PMII tadi (kemarin, Red) juga baik, seperti penanganan sampah, irigasi yang menyepit sampai reboisasi, dan itu sudah masuk dalam rencana kerja kami semua dan sudah kita lakukan,”terangnya.
Beberapa skema jangka panjang, lanjut Suparlan turut disiapkan DPUPR. Pengadaan bozem contohnya, tampungan air buatan tersebut rencananya bakal dibangun di kelurahan Pucangsewu. Masih sebatas kajian, pihaknya belum bisa pastikan rinci, pengalihan air dari sungai Kunir dan Kali Tani ke waduk buatan tersebut mampu atasi masalah banjir kota. Bozem belum finalisasi masih dikaji, apakah nanti banjir kota tuntas atau hanya mengurangi kita belum bisa beberkan,”katanya.
Terpisah, Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji menambahkan, pemkab berencana pengadaan ekskavator mini entaskan masalah walet irigasi. Dengan peralatan tersebut diharapkan pengerukan sedimentasi pada sistem drainase kota depat dilaksanakan secara berkala. Selain program jangka panjang akan dilakukan penghijaun untuk memperkuat hutan sebagai penyangga air.
“Kita akan terus berupaya namun jika curah hujan berlebih, luapan itu pasti tidak terelakan, “imbuhnya. (SDN)