MADIUN – Para penghobi ikan Koi beradu dalam even bertajuk ‘1 St Kota Karismatik Madiun Young Koi Show 2019’ di GOR Tenis Wilis, Kota Madiun, Sabtu (23/2/2019). Peserta dari sejumlah daerah itu mengikutkan ikan kesayangannya dalam lomba.
Ikan yang selama ini dipelihara harus dinilai oleh juri untuk dapat dinyatakan terbaik. Adapun indikator penilaian yang dilakukan di antaranya meliputi kualitas badan, kulit dan warna. Ikan yang dilombakan dibagi lima jenis, yaitu kelas A untuk jenis Kohaku, Showa, dan Sanke.
Selain itu, kelas B untuk jenis Shiro, Cosiki, Cinrin A, Kujaku dan Kawarimono A. Kelas C untuk jenis Koi Tancho, Goromo, Doitsu, Ginrin B dan Hikarimoyo. Kelas D terdiri dari jenis Bekko, Hi/Ki Utsuri, Asagi, Shusui, Kumonryu, dan Hikari Utsuri. Kelas E untuk jenis Kawarimono B dan Hiari Mujimono.
“Ikan-ikan yang dilombakan juga dibagi sesuai ukuran, mulai 10 sampai 65 sentimeter,’’ kata Datta Iradian, salah seorang juri di sela kegiatan.
Menurut dia, jumlah ikan yang dinilai juri jumlahnya ribuan ekor yang dibawa penghobi dari sejumlah daerah di Jawa dan luar Jawa. Berdasarkan data dari panitia, ia menyebut, peserta lomba itu berasal dari Jakarta, Bandung, Manado, dan sejumlah daerah lain.
“Antusiasme peserta cukup tinggi, padahal even semacam ini baru pertama digelar di Kota Madiun,’’ Datta menuturkan.
Sekda Kota Madiun, Rusdiyanto, mengatakan bahwa even itu tidak semata untuk menyenangkan penggemar ikan Koi. Menurut dia, ada dampak yang lebih penting dari kegiatan yang digagas Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Madiun itu.
“Mampu menggeliatkan perekonomian daerah,’’ ujar Rusdiyanto.
Ia lantas mencontohkan, peserta lomba dan kru yang datang dari luar dari luar daerah dengan jumlah yang banyak. Secara otomatis, mereka membutuhkan tempat menginap. Maka, kamar hotel pun disewa untuk bermalam. Belum lagi, peserta harus memenuhi kebutuhan makan. Rumah makan menjadi jujugannya.
Untuk dapat memenuhi kebutuhan tersebut, Rusdiyanto menyatakan, mereka harus mengeluarkan uang. Dari sejumlah uang yang dibelanjakan di hotel maupun restoran mengandung pajak. Kemudian, pajak itu termasuk salah satu sumber pendapatan daerah yang juga digunakan untuk kepentingan warga.
“Belum lagi, lewat kegiatan ini sejumlah UMKM di sini (Kota Madiun) ikut menjajakan komoditas dagangannya,’’ kata dia.
Komoditas yang dijual di lokasi lomba ikan Koi seperti batik dan kuliner khas Kota Madiun, yakni nasi pecel. (ant/imr)