LINTAS7.NET, PONOROGO- Ada pemandangan berbeda saat berada di lingkungan kantor pemerintahan kabupaten Ponorogo pada Senin (17/10). Seluruh ASN yang beragama muslim berpakaian layaknya seorang santri maupun santriwati. Bagi ASN pria tampak memakai peci, baju koko dan menggunakan sarung. Sementara ASN perempuan memakai baju muslim dan berhijab.
Aturan memakai pakaian muslim layaknya seorang santri ini tertuang dalam Surat Edaran Bupati Ponorogo terhitung sejak tanggal 14 sampai 22 Oktober mendatang.
Bukan tanpa alasan, bupati membuat surat edaran meminta ASN memakai baju muslim ini untuk memperingati hari santri yang jatuh tanggal 22 Oktober sebagai wujud terima kasih kepada para santri yang berperan dalam kemerdekaan bangsa, termasuk melawan penjajahan.
Meski harus berpakaian muslim atau memakai sarung, namun sejumlah ASN mengaku nyaman. Apalagi dengan berpakaian muslim selama 9 hari, juga bisa menumbuhkan perekonomian UMKM.
“Kalau kita sendiri lebih simpel terus persiapannya cepat istilahnya nggak pakai ribet, yang biasanya pakai sepatu kita pakai sandal, tapi nyaman,” kata Luqman Wakhidi, Sekdin Dinas Perdagangan dan Usaha Mikro Ponorogo.
Tak hanya ASN, himbauan memakai pakaian muslim layaknya seorang santri ini juga berlaku untuk pengusaha dan pelajar yang ada di Ponorogo mulai tingkat SD hingga SMA.
“Institusi apa saja yang ada di Ponorogo, baik itu sekolah, pabrik, toko, parkir, PKL saya berharap bersarunglah di hari santri seperti yang saya instruksikan pakai surat. Sehingga hari santri benar benar kita pahami tidak sekedar seremonial, tapi mampu diterjemahkan dalam bahasa implementasi dan anak anak asuh kami nanti benar benar berpikir ternyata santri dan para kiai berperan betul dalam kemerdekaan RI,” tegas Bupati Sugiri Sancoko.
Seperti diketahui, Ponorogo merupakan salah satu kota santri. Sampai hari ini, tercatat ada lebih dari 110 pondok pesantren yang tersebar di Ponorogo. Bahkan, beberapa diantaranya sudah dikenal dunia, salah satunya ponpes Modern Gontor Ponorogo. (Ct/Red).