LINTAS7.NET, PONOROGO- Puluhan personil Polres Ponorogo mendatangi pos pengungsian bencana tanah gerak yang ada di bekas kantor Desa Tumpuk, Kecamatan Sawoo pada Selasa (28/2) siang.
Tak hanya memberikan bantuan pangan, pakaian dan selimut polisi juga mengadakan trauma healing kepada 139 pengungsi. Utamanya untuk wanita usia dewasa serta anak anak yang saat ini terpaksa putus sekolah dan berada di pengungsian.
Pada momen ini, sejumlah pengungsi sempat menangis dan mencurahkan isi hati mereka kepada polisi. Selama tiga hari di pengungsian, mereka masih mengingat kondisi tempat tinggal mereka yang kini sudah tidak bisa lagi ditempati akibat bencana tanah gerak.
Pun beberapa perabotan rumah pun masih banyak yang tertinggal dilokasi demi bisa menyelamatkan diri.
Sedih pak, karena tempat tinggal kena bencana kayak gini. Kalau rumah dibawah itu masih baik pak, cuman yang diatas sudah hancur semua, retak parah sudah tidak bisa ditempati banyak yang roboh,” ujar Sumi, korban tanah gerak di pengungsian.
Sementara keceriaan anak-anak di pengungsian kembali pecah setelah tim trauma healing dari polres mengajak anak anak menari dan bernyanyi bersama-sama.
Polisi berharap trauma healing ini bisa sedikit menghapus kesedihan pengungsi. Termasuk mengembalikan semangat hidup pengungsi dan mau beraktifitas seperti sediakala tanpa harus mengingat kampung halaman.
“Memberikan bantuan dalam bentuk sembako kemudian kebutuhan balita dan anak-anak kemudian yang paling penting adalah kita memberikan trauma healing kepada kelompok rentan, yaitu anak anak kemudian orang orang tua, dimana mereka saat ini masih merasa takut dengan situasi saat ini, sehingga dengan upaya kita memberikan trauma healing diharapkan mereka bisa menghadapi bencana ini dengan hati yang tidak terlalu susah,” kata Kompol Edi Suyono, Kabag Ren Polres Ponorogo.
Diketahui, 43 kk atau 139 warga lingkungan RT 01 RW 01, Dusun Sumber Desa Tumpuk, Kecamatan Sawoo, Ponorogo sejak Minggu (26/2) malam lalu terpaksa mengungsi akibat bencana tanah gerak.
Bencana alam itu tak hanya merusak fasilitas umum tetapi juga merusak sedikitnya 25 rumah warga. Bahkan, saat ini retakan terus bertambah dan meluas. (Ct/Red).