LINTAS7.NET, PONOROGO- Kondisi retakan akibat tanah gerak di Desa Tumpuk, Kecamatan Sawoo, Ponorogo semakin parah. Ini menyusul pergerakan tanah terus bertambah dan meluas.
Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Jawa Timur Gatot Soebroto mengaku jika bencana di wilayah ini merupakan bencana hidrometeorologi tanah gerak yang sangat ekstrim. Apalagi pergerakan tanah terus terjadi setiap menit.
“Penurunan tanah yang sangat ekstrim kalau menurut saya, dimana dampaknya sampai dengan 30 centimeter turunnya,” kata Gatot pada wartawan Rabu (1/3) pagi.
Pilihan warga terdampak mengungsi ke tempat aman dinilai tepat. Sebab, curah hujan tinggi yang terjadi saat ini berpotensi menambah retakan dan kerusakan bangunan rumah.
“Yang paling aman sementara ini meninggalkan rumah dulu ke lokasi yang sudah ditentukan guna mengantisipasi hal hal yang tidak diinginkan sewaktu waktu terjadi tanah longsor maupun tanah gerak yang berakibat pada runtuhnya rumah atau bangunan yang ditinggali,” imbuhnya.
Pemerintah daerah setempat berencana merelokasi seluruh hunian warga terdampak tanah gerak. Bupati Ponorogo memastikan segera melakukan kajian tempat relokasi, termasuk berkoordinasi dengan Pemprov Jatim.
“Segera kami harus melakukan solusi untuk direlokasi karena berdasarkan pengamatan kami, tim mitigasi yang sudah kami gerakan termasuk pak bakorwil sudah disana mengatakan memang sudah tidak layak huni maka harus dilakukan relokasi secepatnya,” kata Giri ditemui di tempat terpisah.
Diketahui bencana tanah gerak di Desa Tumpuk, Kecamatan Sawoo, Ponorogo merusak sejumlah fasilitas umum seperti jalan, tempat ibadah hingga rumah warga.
Tercatat ada 25 rumah warga di Dusun Sumber rusak parah. Bahkan,139 warga penghuni rumah pilih mengungsi ke balai desa setempat seiring tempat tinggalnya tak layak ditempati. (Ct/Red).