Menu

Mode Gelap
Dilaksanakan Dua Tahap, Wali Murid Diimbau Jeli Perhatikan Setiap Tahapan PPDB Kota Madiun Ponorogo Go To UCNN, Reward KaTa Kreatif dari Menparekraf Ketua Taruna Merah Putih Kota Madiun Dirikan Posko Kemenangan PDI Perjuangan  Viral Tabrak Lari di Madiun, Polisi Buru Pelaku Gelontor Dana Rp 67,7 M, Pemkab Ponorogo Perbaiki 388 Titik Jalan Rusak

Headline · 16 Des 2020 21:26 WIB ·

Satreskrim Polres Madiun Ringkus Pengedar Pupuk Palsu


 Satreskrim Polres Madiun Ringkus Pengedar Pupuk Palsu Perbesar

LINTAS7.NET, MADIUN – Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Madiun berhasil mengungkap kasus pupuk palsu non subsidi tanpa ijin edar yang marak beredar di kalangan petani Kabupaten Madiun dalam beberapa waktu terakhir ini.

Waka Polres Madiun Kompol Ahmad Faisol Amir saat gelar press release di Mapolres Madiun, Rabu (16/12/2020) pagi mengatakan, dalam kasus ini satu orang tersangka diamankan. Tersangka adalah Slamet Romadhon (SR) alias Rombong (36), warga Kecamatan Wonoasri, Kabupaten Madiun. Tersangka diringkus pada 6 Desember lalu di sekitaran Kecamatan Kare.

Waka Polres mengungkapkan, penangkapan tersangka berawal dari aduan masyarakat, bahwa telah beredar pupuk non subsidi merk Phoska, yang tidak sesuai dengan mutu dan kualitas dan tanpa ijin edar.

“Penangkapan tersangka berawal dari aduan masyarakat tentang peredaran pupuk palsu yang tidak sesuai mutu dan kualitas. Kemudian kita lakukan penyelidikan dan menangkap tersangka beserta barang bukti,” kata Faisol.

Faisol menambahkan, perbedaan yang kasat mata antara pupuk asli dengan pupuk palsu yang diedarkan tersangka terletak pada kemasannya.

“Kalau yang palsu menggunakan logo Phoska, yang asli kan Phonska. Sedangkan yang jenis SP3 di kemasannya ada perubahan kode,” urainya.

Kompol Faisol mengaku, saat ini pihaknya tengah melakukan pengembangan penyelidikan, dan bekerjasama dengan pihak terkait dalam hal ini Kementrian Pertanian terkait perijinan dan kandungan yang terdapat dalam pupuk palsu tersebut.

“Kita masih melakukan pengembangan penyelidikan dengan pihak terkait, dalam hal ini Kementan, tentang ijin edar dan kandungan yang terdapat dalam pupuk palsu ini,” imbuh Faisol.

Dari pengakuan tersangka, dirinya memperoleh pupuk tersebut dari CV. HB Niaga Jasa, Gresik seharga Rp 55 ribu rupiah per karung, kemudian dijual kembali dengan harga 100 sampai 110 ribu rupiah per karung. Menurut SR, ini adalah pengambilan kali ketiga dari Gresik, untuk kemudian dipasarkan di beberapa wilayah di Kabupaten Madiun, seperti Kecamatan Wungu dan Kecamatan Kare.

Sementara dari penjualan tersebut, tersangka mengaku memperoleh keuntungan sebesar 40 sampai 50 ribu rupiah per karung. Dari penangkapan tersangka, berhasil diamankan barang bukti diantaranya ; 1 unit pick-up Nopol AE 9275 SJ, 40 karung pupuk dengan berat masing-masing 50 kilogram.

Atas perbuatannya, tersangka bakal dijerat dengan Pasal 122 Jo Pasal 73 UU-RI Tahun 2019, tentang sistem budidaya pertanian berkelanjutan. Ancaman hukuman maksimal 6 tahun penjara, dengan denda paling besar Rp 3 miliar. (ant/red)

Artikel ini telah dibaca 2,139 kali

badge-check

Editor

Baca Lainnya

Dilaksanakan Dua Tahap, Wali Murid Diimbau Jeli Perhatikan Setiap Tahapan PPDB Kota Madiun

30 Mei 2023 - 10:50 WIB

Ponorogo Go To UCNN, Reward KaTa Kreatif dari Menparekraf

22 Mei 2023 - 08:26 WIB

Ketua Taruna Merah Putih Kota Madiun Dirikan Posko Kemenangan PDI Perjuangan 

18 Mei 2023 - 14:49 WIB

Eva Sundari Nyaleg Partai Nasdem, Kader PDI Perjuangan Kota Madiun: Tidak Sabar Mendidik Rakyat

16 Mei 2023 - 16:01 WIB

KAI Tambah 5 KA Baru, Beroperasi Mulai 1 Juni 2023

16 Mei 2023 - 11:09 WIB

Viral Tabrak Lari di Madiun, Polisi Buru Pelaku

16 Mei 2023 - 10:58 WIB

Trending di Madiun