NGAWI. Hingga kini tim pemenangan/timses Jokowi – Ma’ruf Amin wilayah Ngawi tetap bersikukuh mendulang suara minimal 70 persen pada Pilpres 2019 mendatang. Berbagai pihak khawatir akan suara yang ditargetkan mengingat terlalu ‘gemuk’ ditengah percaturan antar capres yang kian bersaing ketat.
Dari pengamatan, dibawah kendali PDIP dan koalisi nasional penyokong suara Jokowi – Ma’ruf Amin memang terlihat jitu menarik simpati pemilih terutama pemula/milenial. Strategi inilah yang digadang-gadang Dwi Rianto Jatmiko selaku ketua tim pemenangan capres nomor urut 01 tersebut sebagai lumbungnya suara.
Alasanya pun variatif, akan tetapi terlepas dari segala konsep grassroot ke konstituen melalui besutan PDIP mampu ‘menyihir’ konstituen dari daerah yang dikenal dengan tempe keripiknya ini. Dari pengamatan yang ada memang simpel, PDIP masih dipercaya sebagai ‘leader’ kebijakan politik sampai sekarang ini.
Kenapa PDIP dibilang mampu ? Semuanya berangkat dari kebijakan dan strategi Budi Sulistyono/Kanang selama dua periode terakhir sebagai pemangku pemerintah daerah setempat. Demikian juga hadirnya legislatif sebagai pengawal kebijakan program pemerintah tampil briliant dalam tanda kutip sesuai harapan masyarat.
Bahkan kata Antok sapaan akrab Dwi Rianto Jatmiko yang juga Ketua DPRD dan DPC PDIP Ngawi terus membangun komunikasi antar partai. Tidak sebatas itu, berbagai komunitas/paguyuban masyarakat tanpa mengenal klaster ditampung sejajar sesuai tujuan bersama.
Namun sejauh mana bisa membangun kepercayaan/simpatisan yang loyal. Menelisik kebelakang, tercatat dari tahun 2017 lalu ada 436.255 orang dari total penduduk Ngawi bisa terlibat aktif dalam kegiatan ekonomi. Artinya, mereka tercover dalam dunia kerja.
Dampak dari fenomena tersebut adalah peningkatan tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK). Pada tahun 2017 TPAK di Ngawi mencapai 66,15 persen. Hal ini bisa diterjemahkan setiap 100 orang penduduk Ngawi yang berusia 15 tahun ke atas, sekitar 66 orang tersedia untuk melakukan kegiatan
produksi barang dan jasa.
Sebagaimana diketahui juga masih ditahun yang sama 2017 TPAK Ngawi Partisipasi untuk penduduk laki-laki 85,17 persen, sedangkan untuk penduduk perempuan 48,33. Hal ini menunjukkan bahwa penduduk perempuan di Ngawi berusia 15 tahun ke atas yang lebih memilih untuk fokus bersekolah, mengurus rumah tangga, atau melakukan kegiatan lain selain kegiatan pribadi yang tidak berhubungan dengan kegiatan ekonomi.
Dari data itu, bisa jadi masyarakat Ngawi sebagian besar secara umum masih menyimpan kepercayaan terhadap partai berlambang banteng moncong putih itu terutama pada lapangan kerja. Dan mengindikasikan target suara untuk Jokowi sebesar 70 persen sangat relevan dengan kondisi masyarakat Ngawi alias bukan asal memasang target tanpa dasar kuat. (eni*)