NGAWI. Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur terpilih Khofifah Indar Parawansa-Emil Elestianto Dardak akan dilantik oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Negara hari ini Rabu, (13/02/2019). Pelantikan orang nomor satu di Jawa Timur tersebut mendapat tanggapan langsung dari Wakil Bupati (Wabup) Ngawi, Ony Anwar.
Melalui sambungan telepon, pertama Ony menyebut pelantikan terhadap kepala daerah menjadi hal biasa bagian dari rutinitas di dalam demokrasi. Tetapi yang terpenting dengan kepemimpinan baru Khofifah-Emil bisa melanjutkan kembali program yang digariskan Gubernur Jawa Timur sebelumnya (Soekarwo-red). Terutama program berbasis peningkatan perekonomian masyarakat.
“Selain bisa melanjutkan program yang sudah digariskan Pakdhe Karwo, ke depannya Bu Khofifah merealisasikan program sesuai visi misinya. Dan terpenting lagi bisa membangun secara komprehensip, terus ada kedekatan emosional dengan kepala daerah di Kabupaten maupun Kota dengan rasa greget yang lebih,” terang Ony Anwar Wabup Ngawi, Rabu, (13/02/2019).
Hadirnya Emil Dardak yang millennial (muda-red) lanjutnya, Khofifah bisa membuat terobosan, inovasi yang bisa mengangkat kegiatan ekonomi masyarakat dan bisa melanjutkan lagi Jatim Nomic. Mengingat salah satu program Jatim Nomic besutan Soekarwo telah memfasilitasi pengusaha besar untuk berinvenstasi guna meningkatkan pemerataan ekonomi masyarakat baik mikro maupun makro. Sehingga dengan Jatim Nomic, disparitas tatanan perekonomian terjaga dengan baik.
Menurut Ony, Jatim Nomic bisa menumbuhkan perekonomian dan pemerataan lapangan kerja melalui Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM-red). Dengan alasan itu kepemimpinan Soekarwo selama 10 tahun tidak perlu dikoreksi lagi. Sebaliknya, selama era pemerintahannya bisa membawa Jatim sebagai pioneer tersendiri dibanding daerah lainya. Menyusul ada suatu daerah UMKM merata namun pertumbuhan ekonominya dari sisi makro tidak tumbuh.
“Seperti di Jakarta pertumbuhan ekonomi makronya tumbuh tetapi UMKM kurang berjalan. Di Jawa Timur ini dahsyat pertumbuhan ekonomi makronya bagus dan pemerataan sektor UMKM maupun sektor riil bisa berjalan. Perlu diketahui di Jatim ini intervensi fiskalnya kepada UMKM berjalan dengan baik,” ulasnya.
Ony menegaskan, banyak hasil yang dimiliki atas program Jatim Nomic. Pendapatan Pemprov Jatim menjadi surplus dari tahun ke tahun. Tercatat hanya tahun 2015 neraca perdagangan minus, selebihnya selalu surplus. Bahkan pada tahun 2014 surplus perdagangan mencapai US 32 juta dolar. Sementara pada tahun 2016 lalu keuntungan Jatim dari sektor perdagangan meningkat, terbukti dengan Turki yang mencapai US 22 juta dolar. (pr)