LINTAS7.NET, PACITAN – Festival Rawat Jagat #2 yang digelar Sabtu (29/7/2023) ribuan masyarakat Nyawiji dalam rangkaian pagelaran budaya yang tersaji di ruas jalan utama Pacitan.
Antusias warga tak hanya ditunjukkan orang dewasa baik pria maupun wanita. Lebih dari itu, anak-anak juga tampak bersukaria menikmati gelaran kesenian yang diprakarsai Konsorsium Kangen Pacitan dan Pemerintah Daerah setempat.
Prosesi dimulai dari Pendapa Kabupaten Pacitan yang akan menuju venue utama di Tugu Parasamya Purnakarya Nugraha (baca: tugu penceng), sebelumnya adalah ritual lantunan doa-doa untuk keselamatan warga dan bumi Pacitan.
Di pimpin Bupati Pacitan Indrata Nur Bayu Aji yang berbusana adat jawa dengan udeng hitam, para peserta kirab laki-laki dan perempuan memakai pakaian tradisional khas Pacitan.
Kethek Ogleng kesenian asli Pacitan paling depan mengawal iring-iringan kirab pembawa panji-panji bendera, gunungan tumpeng dan hasil bumi gesit meloncat-loncat kesana kemari menyapa penonton disisi pinggir jalan. Bupati Pacitan dan Wakil mengikuti dibelakang bersama peserta dari seluruh komponen masyarakat.
Sementara itu disepanjang jalan utama Pacitan di Jalan Jaksa Agung Suprapto, Jalan Imam Bonjol hingga Jalan Ahmad Yani menuju venue utama yang akan dilewati iring-iringan kirab, masyarakat begitu antusias menikmati berbagai suguhan kesenian dibeberapa venue yang ada meski dibawah sengatan terik matahari.
“Ada ribuan seniman lokal dan ratusan seniman nasional yang ikut ambil bagian,” kata Wulan Fitriana tim kreatif Rawat Jagat.
Tidak sekedar pagelaran kesenian, tema Rawat Jagat kali ini adalah Nature Enviroment yang dimaksudkan mengajak masyarakat untuk peduli terhadap lingkungan dan alam.
“Semua ornamen yang digunakan berbahan dari alam salah satunya bambu. Itu juga bentuk edukasi sebab tanaman bambu terbukti efektif sebagai penahan air dan banyak manfaat,” terangnya.
Selain menikmati beragam kesenian yang disuguhkan, masyarakat banyak sekali yang memborong jajanan khas Pacitan yang ada di pasar tradisional bertempat di salah satu sudut Jalan Ahmad Yani.
“Jadi harapan kami mereka yang dari perantauan saat pulang nggak sebatas menyaksikan hiburan, tapi sekaligus bernostalgia dengan jajanan asli kampung halaman,” imbuhnya.
Wulan menambahkan rangkaian Rawat Jagat ini setidaknya dapat menggerakkan perekonomian lokal mengingat selama pertunjukan banyak pedagang dadakan yang menjajakan daganganya.
Di venue terakhir yang berada di Perempatan Tugu Penceng. Di atas panggung utama gelaran deretan atraksi. Mulai dari pentas Tari Kethek Ogleng, penancapan Bendera Panji, serta doa bersama. Di tempat itu tampilan flashmob Tari Eklek digelar, Bupati Pacitan hingga masyarakat bersama-sama ikut menari gerakan Tari Eklek.
Sebagai puncak acara malam harinya masyarakat Pacitan dihibur oleh sejumlah artis dan musisi nasional diantaranya Jogja Hiphop Foundation.
Muhamad Erfan salah satu warga yang ikut berpartisipasi dalam kegiatan Rawat Jagat ini mengaku terkesan dengan beragam penampilan pada pentas kesenian kali ini. Semua masyarakat benar-benar menyatu dalam gelaran kesenian.
“Apresiasi setinggi-tingginya untuk semua saja yang menginisiasi pagelaran ini. Bupati Indrata Nur Bayuaji saya rasa banyak berkontribusi pada tataran seni budaya di semua lapisan masyarakat. Berharap gelaran Rawat Jagat bisa diagendakan setiap tahun dengan tema yang berbeda,” harapnya.