LINTAS7.NET, Pacitan- Agama seolah jadi komoditas seksi jelang Pemilihan Bupati Wakil Bupati Pacitan tahun 2020. Merespon itu, Calon Bupati Pacitan, Indrata Nur Bayuaji, lebih tertarik berbicara soal program keagamaan untuk Pacitan kedepan.
Lalu, apa yang ditawarkan mantan Ketua DPRD itu untuk masyarakat Pacitan. Simak wawancara eksklusif redaksi bersama Pria yang karib disapa Aji berikut ini.
Assalamualaikum Mas Aji, bagaimana kabarnya?
Waalaikum salam wrb. Kabarnya baik. Alhamdulillah, puji syukur kepada Allah SWT karena masih tetap diberikan kesehatan dan kekuatan untuk bisa melaksanakan berbagai kegiatan yang sangat padat pada tahapan kampanye. Kami bersyukur sudah bersilaturrahmi dengan masyarakat di 57 desa berbeda di Pacitan. Mudah-mudahan dalam sisa waktu kampanye kami bisa lebih banyak bertemu, bertatap muka dan berdialog dengan masyarakat dari berbagai wilayah dan latar belakang.
Mas Aji, apa yang akan anda tawarkan pada masyarakat terkait dengan konsep kehidupan beragama di Pacitan ke depan?
Terima kasih. Sesuai dengan visi misi kami, isu agama akan menjadi salah satu fokus kami. Terutama pengembangan agama Islam di Pacitan. Juga bagaimana menjaga kerukunan umat beragama di Pacitan. Karena konsep BAHAGIA, sebagaimana tagline kami Masyarakat Sejahtera dan Bahagia itu tidak bisa kita lepaskan dari pengamalan nilai-nilai agama yang baik dan benar.
Detail programnya seperti apa?
Jadi ada beberapa program keagamaan yang akan menjadi prioritas kami kedepan. Pertama tentang penguatan peran BAZNAS (Badan Amal Zakat Nasional) kabupaten. Kedua tentang pemberdayaan pondok pesantren, yang ketiga tentang penguatan peran masjid/tempat ibadah sebagai pusat kegiatan masyarakat, yang keempat yaitu program 1 desa 1 penghapal Qur’an.
Kenapa anda mulai dari BAZNAS?
Pertama, ini kewajiban sekaligus syiar agama Islam secara lebih kaffah. karena Islam adalah agama mayoritas di Pacitan. Kita ingin pemerintah menjalankan peran yang semestinya. Menyelamatkan orang kaya dengan mengetuk pintu hati untuk membayar zakat. Juga menyelamatkan orang miskin dengan zakat kita. Kuncinya harus ada trust, kepercayaan dulu dari umat bahwa BAZNAS dapat mengelola zakat secara syar’i.
Jadi isu utama BAZNAS yang Anda tawarkan ke depan?
Saya melihat, selama ini BAZNAS sudah berjalan dengan baik. Dan menurut saya, beberapa aspek perlu ditingkatkan. Kita lihat UU 23 tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat, potensi zakat luar biasa dalam rangka mendukung program pengentasan kemiskinan pemerintah. Selama ini, BAZNAS masih fokus pada penarikan zakat profesi ASN (Aparatur Sipil Negara). Ke depan, kami ingin mendorong BAZNAS bergerak masuk ke muzaki-muzaki yang lain seperti pengusaha, pedagang, petani besar, dan lainnya. Tentu paling mendasar kami ingin lebih dahulu membangun data Muzakki dan Mustahik yang ideal. Jadi bisa tepat sasaran, masyarakat akan dapat mengontrol dana zakat diberikan kepada siapa saja.
Dan juga, saya ingin tiap tahun BAZNAS memiliki perencanaan kegiatan penarikan dan penyaluran Zakat yang baik. Dengan perencanaan yang baik Insyaallah, apa yang menjadi tujuan kita akan lebih dapat diukur tingkat keberhasilannya.
Saya tertarik dengan program penguatan peran Masjid. Apa yang Anda inginkan?
Kalau ini saya teringat masa kecil dulu. Selepas magrib mengaji bersama teman-teman di masjid. Belajar sholat, hapalan ayat pendek dan sebagainya.
Saya juga beberapa kali mengikuti tayangan yang membahas dengan masjid Jogokaryan. Pengen rasanya minimal di setiap kecamatan ada masjid yang menjadi pusat kegiatan umat. Ada tempat belajar bagi anak-anak. ada pengajian bagi pemuda dan masyarakat umum. Ada UPZ BAZNAS untuk menjamin warga kurang mampu di sekitar lingkungan dapat diperhatikan, dan sebagainya.
Terakhir, kalau 1 desa 1 penghapal Qur’an seperti apa?
Ya, sebenarnya program ini untuk memotivasi para penghapal Qur’an yang perlu mendapatkan perhatian. Kita ingin bersama-sama dengan mereka dalam memuliakan Al-Qur’an. Setidaknya 1 desa 1 penghapal Al-Qur’an saya kira baik untuk menjaga kehidupan kita lebih tenang, sejuk dan bahagia. Semoga ini menjadi investasi akhirat bagi kita semua terutama kami sebagai pemimpin dan semoga Allah ridho kepada kepemimpinan kami.
Terimakasih atas waktu dan kesempatan untuk kami. Semoga apa yang disampaikan bisa terlaksana dengan baik.
Sama-sama maturnuwun atas kunjungan dan doa’nya. (IS)