Lintas7.net, MADIUN – Gerakan Pemuda (GP) Ansor Banser Kabupaten Madiun menyatakan sikap atas peristiwa penusukan Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto di alun-alun Menes, Desa Purwareja, Kecamatan Menes, Pandeglang, Banten, Kamis 10 Oktober 2019 lalu.
Ditemui di sela-sela Kemah Bhakti GP Ansor Banser menyambut Hari Santri Nasional di lapangan Sidomulyo, Kecamatan Wonoasri, Kabupaten Madiun, Sabtu (12/10/2019), Ketua GP Ansor Banser Kabupaten Madiun, Khotamil Anam menyatakan ada lima butir pernyataan sikap GP Ansor Banser Kabupaten Madiun.
Di antaranya : mengecam dan mengutuk keras Kasus penusukan Menko Polhukam Wiranto, menuntut segera ungkap dan bongkar sejelas-jelasnya pelaku penusukan karena sangat membahayakan bangsa Indonesia, menindak dan menghukum seberat-beratnya pelaku penusukan, menghimbau masyarakat untuk tidak takut atas teror penusukan Menko Polhukam dan senantiasa menjaga kondusifitas lingkungan masing-masing, serta mengajak semua elemen masyarakat untuk bersama-sama melawan dan menumpas kelompok radikal perongrong Pancasila sebagai dasar NKRI.
Menurut Anam penusukan Menko Polhukam adalah ancaman nyata yang diduga kuat dilakukan oleh kekuatan terafiliasi dengan kelompok radikal yang berupaya menciptakan teror di masyarakat dan mengacaukan keutuhan NKRI.
“Kejadian di Pandeglang Banten ini, bukti bahwa kelompok radikal itu ada disekitar kita dan tidak menutup kemungkinan di Madiun juga terdapat jaringan kelompok radikal. Maka diperlukan sikap prefentif dari masyarakat terhadap faham-faham keagamaan yang mengandung unsur radikalisme, yang saat ini sangat masif terutama dimedia sosial,” terang Khotamil Anam.
Kata Anam, paham radikalisme selalu dibungkus dengan dalil-dalil agama. Sehingga dapat membuat faham yang keliru tentang agama. Dan hal tersebut sangat berbahaya bagi persatuan NKRI yang dibangun dari berbagai suku, agama dan ras, karena salah satu cita-cita kaum radikalisme adalah membangun negara khilafah yang tidak sesuai dengan Pancasila.
“Cita-cita negara khilafah inilah yang membuat para kaum radikal menghalalkan segala cara, mulai menciptakan teror di media sosial dengan menebar informasi hoax bahkan dengan aksi nekat seperti kasus penusukan Menko Polhukam Bapak Wiranto di Pandeglang, dengan tujuan menciptakan situasi seakan-akan negara kita dalam keadaan yang tidak aman,” terangnya.
Sementara, Kemah Bhakti GP Ansor Banser menyambut Hari Santri Nasional di lapangan Sidomulyo, Kecamatan Wonoasri, Kabupaten Madiun tersebut dijadwalkan hingga Minggu (13/10/2019). Kegiatan ini diikuti oleh ratusan anggota Banser dari berbagai daerah. Sebelumnya, beberapa waktu lalu GP Ansor Banser Kabupaten Madiun telah menggelar Diklat Banser di lapangan Bumi Perkemahan Kresek, Kecamatan Wungu, Kabupaten Madiun yang juga diisi dengan sholat Istisqa’ atau sholat meminta hujan. (ant)