LINTAS7.NET, PONOROGO- Ratusan offroder dari berbagai wilayah di Indonesia mengikuti event jelajah jalur hutan belantara lereng Gunung Wilis di Ponorogo. Sedikitnya 470 offroder bakal mencoba menakhlukkan jalur ekstrem di enam kecamatan di Ponorogo.
Olah raga offroad ini menjadi salah satu agenda tahunan kegiatan grebeg suro. Kegiatan berlangsung tiga hari dan dibagi dalam tiga kelas berbeda. Yakni kelas ultimate, regular serta kelas overland atau wisata.
Tak hanya dari Pulau Jawa. Peserta off-road kali ini juga dari Sumatra dan Bali. Berbeda dengan tahun sebelumnya. Tahun ini, penyelenggara sengaja menggelar off-road full di hutan lindung milik Perum Perhutani yang ada di Lereng Gunung Wilis sepanjang 155 kilometer.
Selain lokasinya yang masih asri, jalanan di lereng gunung ini juga memiliki tantangan tersendiri. Terutama banyak bebatuan besar dan jurang, yang membuat pecinta offroad semakin tertantang.
“Mulai tahun ini ada tiga kelas dan berlangsung selama tiga hari. Ini karena semakin banyaknya peminat olahraga kuda besi,’’ ungkap Sinyo Manic, salah satu panitia kegiatan.
Sementara olahraga yang menjadi salah satu rangkaian grebeg suro ini dibuka dan diberangkatkan langsung oleh Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko dan didampingi Dandim 0802 Ponorogo serta Kapolres Ponorogo pada Jumat (28/6) pagi.
Dalam sambutannya, bupati mengucapkan selamat datang bagi pecinta petualangan menggunakan kendaraan roda empat di bumi Reyog yang datang dari berbagai daerah. Termasuk berterimakasih karena sudah membantu membangun dan mempromosikan Kabupaten Ponorogo hingga akhirnya bisa dikenal khalayak luas.
“Mereka datang membangkitkan perekonomian warga. Hotel penuh, warung makan terbeli, baju Ponorogo diborong. Ekonomi Ponorogo semakin tumbuh. Belum lagi nama Ponorogo semakin dikenalkan,” kata Bupati Sugiri.
Selain berwisata, bupati juga berharap kepada para offroader untuk ikut menjaga alam agar semakin lestari. Sehingga bisa lebih bermanfaat untuk anak cucu.
“Kalau alamnya dijaga, ditanami lagi pohon kan udara semakin sehat. Bencana bisa hilang,” tandas kang Bupati Sugiri. (adv)