Sekolah Sunyi, Ruang Kelas Kosong, Dua SD di Pacitan Seperti Tak Berpenghuni

- Jurnalis

Selasa, 15 Juli 2025 - 10:45 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

LINTAS7.NET, PACITAN – Di tengah riuhnya kegiatan awal tahun ajaran baru, dua sekolah dasar di Kecamatan Arjosari Kabupaten Pacitan justru menyimpan kesunyian yang menyayat.

Tak ada tangis bocah yang takut ditinggal orang tua, tak terdengar tawa riang anak-anak mengenal bangku sekolah untuk pertama kali. Yang tersisa hanyalah deretan kursi kosong dan papan tulis yang belum tersentuh kapur.

SD Negeri 3 Gunungsari dan SD Negeri 2 Gembong, dua sekolah yang dulu menjadi tempat belajar anak-anak desa, kini tidak mendapatkan satu pun siswa baru untuk tahun ajaran 2025/2026. Bahkan, SDN 2 Gembong yang berada di Desa Gembong kini hanya dihuni oleh tujuh siswa aktif.

Baca Juga :  Table Top Pacitan Tourism 2025 di Yogyakarta Catat Pencapaian Fantastis, 8510 Pack Wisata Terjual !

“Ini bukan sekadar angka. Ini adalah tanda bahwa desa mulai kehilangan denyut hidupnya,” ujar Wahyono, Kepala Bidang Pembinaan Sekolah Dasar Dinas Pendidikan Kabupaten Pacitan, Selasa (15/7/25).

Menurutnya, urbanisasi menjadi faktor utama. Banyak keluarga memilih pindah ke kota demi peluang ekonomi yang lebih baik. Anak-anak pun ikut serta, meninggalkan sekolah di kampung halaman yang perlahan kehilangan murid.

Dinas Pendidikan kini mempertimbangkan langkah regruping atau penggabungan sekolah sebagai solusi jangka panjang. Namun, Wahyono menegaskan bahwa keputusan ini tidak akan diambil secara gegabah.

Baca Juga :  Pemkab Pacitan Raih Penghargaan Nasional Bidang Kesehatan

“Kami harus berdialog dengan masyarakat. Pendidikan bukan hanya soal lokasi, tapi juga soal rasa memiliki dan kenyamanan anak-anak dalam belajar,” katanya.

Kondisi ini bukan hanya masalah lokal. Ia mencerminkan tantangan besar yang dihadapi banyak daerah pedesaan di Indonesia. Ketika penduduk pindah ke kota dan sekolah kehilangan siswanya, siapa yang akan menjaga warisan pendidikan di desa.

Sekolah-sekolah yang dulu menjadi tumpuan harapan kini terancam menjadi bangunan kosong. Dan jika tidak segera diantisipasi, ruang-ruang belajar itu mungkin hanya akan menjadi kenangan.

.

Berita Terkait

PKD dan Dirosah Ula GP Ansor Pacitan Resmi Dibuka, Gus Hammam Luncurkan Buku Dalil Amaliyah Ahlussunnah Wal Jama’ah
KONI Pacitan Butuh Pemimpin Muda, Energik, dan Visioner,  Danur Suprapto Jawab Tantangan Itu
Desa Sukoharjo dan Telkomsel Hadirkan Program “Baktiku Negeriku” untuk Percepat Digitalisasi dan Pemberdayaan Desa  
STBM 5 Pilar, Langkah Nyata Sidoharjo Mewujudkan Kelurahan Sehat dan Mandiri
Kuasa Hukum Dani Santoso, Penjualan BBL Seharusnya Dikenai Sanksi Administratif Bukan Pidana
Sekolah Rakyat Pacitan Mulai MPLS, Fokus pada Karakter dan Keterampilan Hidup
Ronthek Pring Sedhapur Tulakan Bawa Pesan Hindari Keserakahan
Tampil Rancak dan Membumi, Ronthek Rancak Bumbung Pringkuku Hidupkan Jejak Tilas Talesan 

Berita Terkait

Jumat, 25 Juli 2025 - 18:46 WIB

PKD dan Dirosah Ula GP Ansor Pacitan Resmi Dibuka, Gus Hammam Luncurkan Buku Dalil Amaliyah Ahlussunnah Wal Jama’ah

Minggu, 20 Juli 2025 - 11:19 WIB

KONI Pacitan Butuh Pemimpin Muda, Energik, dan Visioner,  Danur Suprapto Jawab Tantangan Itu

Kamis, 17 Juli 2025 - 12:40 WIB

Desa Sukoharjo dan Telkomsel Hadirkan Program “Baktiku Negeriku” untuk Percepat Digitalisasi dan Pemberdayaan Desa  

Kamis, 17 Juli 2025 - 10:08 WIB

STBM 5 Pilar, Langkah Nyata Sidoharjo Mewujudkan Kelurahan Sehat dan Mandiri

Rabu, 16 Juli 2025 - 17:19 WIB

Kuasa Hukum Dani Santoso, Penjualan BBL Seharusnya Dikenai Sanksi Administratif Bukan Pidana

Berita Terbaru