LINTAS7.NET, PACITAN – Suara Muhammadiyah menandai peringatan Milad ke-110 (1915–2025) dengan langkah strategis dan penuh inspirasi melalui peluncuran berbagai program unggulan di kawasan wisata Pancer Door, Pacitan, Senin (28/7/25).
Kegiatan yang berlangsung di Kemadjoean Resto ini menjadi simbol sinergi antara dakwah, ekonomi, dan pengembangan pariwisata berbasis nilai-nilai keislaman. Dinas Pariwisata Kabupaten Pacitan menyambut baik kontribusi nyata Muhammadiyah dalam mendukung pertumbuhan sektor wisata lokal.
Direktur Suara Muhammadiyah, Deni Asy’ari, menegaskan bahwa momentum milad ini bukan semata seremoni, melainkan bentuk kontribusi konkret terhadap sektor pariwisata dan pemberdayaan ekonomi masyarakat.
“Ini bukan hanya tentang peringatan milad, tetapi lebih jauh adalah kontribusi nyata untuk pertumbuhan sektor pariwisata dan ekonomi masyarakat,” ujarnya.
Sebagai bentuk dukungan, Suara Muhammadiyah menghibahkan berbagai ide, gagasan, serta program pengembangan wisata kepada masyarakat. Harapannya, kawasan Pancer Door dapat berkembang menjadi ikon wisata yang memadukan spiritualitas, edukasi, dan pemberdayaan ekonomi berbasis komunitas.
Puncak peringatan Milad ke-110 Suara Muhammadiyah di Pacitan akan digelar pada Sabtu, 9 Agustus 2025, dengan serangkaian kegiatan menarik, di antaranya:
- Launching Kemadjoean Resto
- Peresmian SM Watersport
- Sunrise Fun Run 5 Km
- Bazar UMKM
- Tabligh Akbar
- Launching Buku
- Fun Bike
- Launching Serambi Buya
- Talk Show Sejarah Suara Muhammadiyah
- SM Awarding Night
Salah satu topik utama adalah grand opening Kemadjoean Resto, yang dirancang sebagai ruang inovatif yang memadukan kuliner, literasi, dan inspirasi. Tempat ini bukan sekadar restoran, melainkan pusat gagasan dan aktivitas produktif masyarakat.
“Pacitan punya potensi alam yang luar biasa, tapi lebih dari itu, kami ingin menambahkan sentuhan nilai. Pancer Door ke depan harus menjadi tempat di mana orang tidak hanya menikmati keindahan alam, tetapi juga mendapatkan pencerahan batin, inspirasi intelektual, dan energi baru untuk berkontribusi dalam kehidupan bermasyarakat,” imbuh Deni.
Lebih jauh, Suara Muhammadiyah juga menyatakan kesiapannya menjangkau dunia usaha lebih luas, mulai dari sektor ritel hingga ekspor-impor. Ini menjadi bukti bahwa gerakan dakwah tidak bertentangan dengan penguatan ekonomi umat, bahkan dapat saling mendukung secara harmonis.
Melalui kegiatan ini, Suara Muhammadiyah menunjukkan bahwa dakwah modern harus adaptif, kolaboratif, dan mampu menjawab tantangan zaman termasuk dalam penguatan potensi wisata lokal dan ekonomi masyarakat.