Dari Ngawi, Mengenal PSHT Aliran Pencak Silat yang Paling Disegani di Indonesia

- Jurnalis

Kamis, 5 September 2019 - 22:47 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

NGAWI. Berbicara tentang seni bela diri, Indonesia mungkin bisa dikatakan sebagai gudang. Alasannya tak lain karena di sini kita bisa menemukan begitu banyak seni olah tubuh ini. Mulai dari yang dari luar macam Karate, Judo, dan lain sebagainya, sampai versi lokal seperti pencak silat dan lain sebagainya. Uniknya, masing-masing seni bela diri ini memiliki ciri khas tersendiri meskipun beberapa mungkin mempunyai kesamaan.

Tentang aliran silat, di Indonesia ini ada beberapa macam dari itu yang sudah punya nama bahkan di dunia. Salah satunya bernama Setia Hati atau lengkapnya Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT). Aliran silat ini diketahui sudah ada sejak dulu sekali dan berkembang menjadi salah satu jenis bela diri paling populer. Di Indonesia namanya cukup fenomenal dan sering disebut sebagai aliran silat paling disegani.

Sugeng Haryono Ketua PSHT Cabang Ngawi menilai, dalam PSHT mempunyai sisi keunikan tersendiri tak hanya tentang gerakan-gerakan atau jurus khas mereka, tapi juga pelajaran tentang kejiwaan. Berikut beberapa fakta dari aliran silat paling terkenal di Indonesia ini.

Dimulai dengan sejarah awal berdirinya pencak silat PSHT.

Pencak silat Setia Hati didirikan oleh Ki Ngabehi Soeromihardjo (Eyang Suro) pada tahun 1903 di Kampung Tambak Gringsing, Surabaya. Sebelumnya aliran pencak silat ini bernama aliran Djojo Gendilo Tjipto Muljo. Kemudian Eyang Suro mendirikan perguruan silat bernama Persaudaraan Setia Hati di Desa Winongo, Madiun pada tahun 1917.

Baca Juga :  Polres Ngawi Ungkap Perampokan Senilai Satu Miliar Lebih Dua TKP Berbeda

Pada mulanya, perguruan pencak silat Setia Hati memang hanya di Madiun yang berlokasi di Jalan Gajah Mada No 41. Orang-orang mengenalnya dengan sebutan SH Panti. Kediaman milik Eyang Suro inilah yang dijadikan sebagai tempat pendidikan pencak silat Setia Hati. Di tahun 1922, sang pahlawan perintis kemerdekaan pada masa 1883 – 1952 yakni Ki Hadjar Hardjo Utomo mengembangkan ilmu pencak silat Setia Hati dengan nama Pencak Silat Club (P.S.C) yang kemudian berganti dengan nama Setia Hati Muda (S.H.M) atas izin Eyang Suro. Pada tahun 1948, organisasi pencak silat ini resmi dinamakan dengan PSHT.

Ajaran yang dilakukan dalam pencak silat Setia Hati.

Kombinasi antara ajaran spiritual (ilmu kebatinan) dengan gerakan pencak silat adalah yang digunakan sebagai dasar dari ilmu pencak silat Setia Hati. Pada zaman modern, ilmu ini dikembangkan oleh Mas Irsyad yang merupakan tokoh penting dalam Pencak Silat Setia Hati Terate (PSHT).

Baca Juga :  Sering Renggut Nyawa, Polisi Grassroot Operasi Jebakan Tikus

Terdapat 90 gerakan dasar yang diajarkan pada aliran ini. Gerakan lainnya ini hanya ada di aliran Setia Hati seperti halnya Jurus Belati yang menggunakan pisau, Jurus Toya yaitu jurus bela diri dengan menggunakan tongkat.
Alasan mengapa PSHT disegani seluruh Indonesia.

Berkembangnya Pencak Silat Setia Hati sejak selama hampir satu abad lamanya ini menjadi salah satu bukti bahwa perguruan pencak silat ini memiliki banyak pengalaman dalam hal bela diri. Dari beberapa penyataan anggota dan masyarakat, PSHT disegani Indonesia karena memiliki tujuan yang mulia yaitu menjadikan manusia berbudi luhur dan tidak menyalahgunakan ilmu untuk perbuatan tercela.

Alasan PSHT Disegani di Indonesia.

Anggota Pencak Silat Setia Hati selalu bertambah setiap tahunnya. Setiap bulan Muharam, banyak orang menjadi anggota baru PSHT baik Indonesia maupun luar negeri. Tak ada sistem pengurangan anggota dalam sistem perekrutan anggota PSHT sehingga sistem persudaraan PSHT semakin kuat. Seperti di Ngawi perkembangan PSHT sendiri terbilang paling subur dari seluruh cabang yang ada. Terbukti hingga 2019 saat ini tercatat sekitar 80 ribu warga PSHT yang tersebar di 18 ranting. (pr)

Berita Terkait

Di Madiun, Penyekatan Pemudik Dilakukan Di Tiga Titik Berikut Ini
Urus Izin Tinggal Makin Mudah, Ada Aplikasi PECEL PINCUK JOSS, Inovasi Terbaru Kantor Imigrasi Madiun
Luncurkan Aplikasi PECEL PINCUK JOSS, Petugas Kantor Imigrasi Madiun Jemput Bola Layani WNA
Siasat 3Second Bertahan di Tengah Pandemi, Buka Family Store ke-31 di Kota Madiun
Tingkatkan Nilai Tambah Bidang Agroindustri, Kabupaten Madiun Siap Jadi Sentral Kopi dan Coklat
Uji Kesiapan Operasional, Lanud Iswahjudi Gelar Latihan Elang Gesit
Jamin Kebutuhan Pupuk Petani, Petrokimia Gresik Alokasikan 15 Ribu Ton Pupuk Non Subsidi dan Seragamkan Harga Jual
Melalui Dana Desa, Teguhan Fokus Infrastruktur Jalan

Berita Terkait

Selasa, 4 Mei 2021 - 14:04 WIB

Di Madiun, Penyekatan Pemudik Dilakukan Di Tiga Titik Berikut Ini

Sabtu, 1 Mei 2021 - 21:17 WIB

Urus Izin Tinggal Makin Mudah, Ada Aplikasi PECEL PINCUK JOSS, Inovasi Terbaru Kantor Imigrasi Madiun

Sabtu, 1 Mei 2021 - 20:59 WIB

Luncurkan Aplikasi PECEL PINCUK JOSS, Petugas Kantor Imigrasi Madiun Jemput Bola Layani WNA

Minggu, 28 Maret 2021 - 09:52 WIB

Siasat 3Second Bertahan di Tengah Pandemi, Buka Family Store ke-31 di Kota Madiun

Kamis, 25 Maret 2021 - 09:32 WIB

Tingkatkan Nilai Tambah Bidang Agroindustri, Kabupaten Madiun Siap Jadi Sentral Kopi dan Coklat

Senin, 22 Maret 2021 - 09:03 WIB

Uji Kesiapan Operasional, Lanud Iswahjudi Gelar Latihan Elang Gesit

Rabu, 17 Maret 2021 - 19:43 WIB

Jamin Kebutuhan Pupuk Petani, Petrokimia Gresik Alokasikan 15 Ribu Ton Pupuk Non Subsidi dan Seragamkan Harga Jual

Kamis, 4 Maret 2021 - 19:56 WIB

Melalui Dana Desa, Teguhan Fokus Infrastruktur Jalan

Berita Terbaru

Opini

Antara Perekonomian dan Peningkatan Partisipasi Pemilih

Senin, 18 Mar 2024 - 19:00 WIB

Headline

Ratusan Warga Pacitan Serbu Pasar Murah

Minggu, 17 Mar 2024 - 16:12 WIB

Headline

Bangunan Mirip Masjid Nabawi Berdiri Megah di Pacitan

Minggu, 17 Mar 2024 - 15:54 WIB

Headline

Tempat Hiburan Malam Wajib Tutup Total 10 Hari Awal Ramadhan

Minggu, 17 Mar 2024 - 15:36 WIB

Catatan Mas KPU

Rekapitulasi Kabupaten

Minggu, 17 Mar 2024 - 15:10 WIB