MADIUN – Petugas dari BPBD, Kepolisian, PMI, relawan, dan warga melakukan pembersihan di Dam Serut, Dusun Pojok, Desa Ngadirejo, Kecamatan Wonoasri, Kabupaten Madiun, Rabu (23/1/2019).
Mereka mengangkat sampah dan ranting bambu yang menumpuk. Kotoran itu menyumbat aliran air hingga mengakibatkan banjir pada Jumat (18/1/2019) malam. Dampaknya, jalur alternatif Madiun – Caruban via Dimong tertutup air bah selama beberapa jam.
“Memang banjir yang sering terjadi karena sumbatan di kali ini,” kata Darwono, salah seorang perangkat Desa Ngadirejo.Menurut dia, banjir memang sering terjadi di Desa Ngadirejo setiap musim hujan. Sebab, Dam Serut tak mampu menampung air dengan debit tinggi dari empat aliran, yaitu Kali Wuluh, Waduk Dawuhan, Kali Tempuran, dan Kali Lo Putul.
Daerah hulu kali tersebut berada di wilayah hutan yang masuk kawasan Lereng Gunung Wilis. Sedangkan hilirnya berada di Desa Glonggong, Kecamatan Balerejo sebelum air masuk pintu 12 Sungai Bengawan Madiun.
Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBB Kabupaten Madiun, Ervan, mengatakan bahwa Desa Ngadirejo merupakan salah satu kawasan rawan banjir.
Selain itu, sedikitnya ada enam desa lain di wilayah Kecamatan Wungu, Kecamatan Madiun, Balerejo, Kebonsari, dan Pilangkenceng yang juga rawan bencana tersebut.
Empat Early warning system (EWS) telah dipasang di empat titik, yaitu Tempusari, Kecamatan Wungu; Sumberejo, Kecamatan Madiun; Palur, Kecamatan Kebonsari; dan Glonggong, Kecamatan Balerejo.
Pemasangan EWS sejak 2014 digunakan untuk memantau kenaikan debit air kali sehingga warga bisa lebih waspada. (ant/imr)