LINTAS7.NET, PONOROGO-Beragam cara dilakukan untuk memperingati tahun baru Islam, 1 Muharram. Di Ponorogo, warga melestarikan tradisi larungan tumpeng raksasa di Telaga Ngebel. Prosesi ini pun mengundang perhatian masyarakat luas.
Ada sebanyak 10 tumpeng raksasa yang ikut memeriahkan perayaan tahun islam pada Minggu (07/07/2024). 10 tumpeng ini sedianya akan diarak keliling telaga, yang selanjutnya 9 tumpeng akan dipurak atau diperebutkan oleh warga, dan 1 tumpeng akan dilarung ke tengah telaga.
Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko, mengatakan bahwa prosesi yang sudah turun temurun ini selain untuk memperingati Satu Suro sekaligus 1 Muharram juga sebagai wujud syukur atas keberkahan dari tahun-tahun sebelumnya. Ini juga sebagai cara introspeksi terhadap apa yang sudah dilakukan pada tahun-tahun sebelumnya.
“Ini jadikan hari ini untuk kaca benggala kesalahan kekurangan kemudian apapun masa lalu kita lakukan tidak baik maka dilarung ritual di Ngebel agar kita menatap ke depan memproyeksikan menjadi lebih baik,” kata Giri.
Ia menerangkan, prosesi larungan sebuah tumpeng yang terbuat dari beras merah yang sudah menjadi tradisi ini jangan dianggap sebagai hal mistis. Namun hanyalah sebagai wujud syukur dan sedekah kepada makhluk hidup yang ada di telaga.
“Mari kita pahami bersama, bersedekah itu tidak hanya kepada manusia tapi ke binatang, banyak ikan membutuhkan makan, itu penting untuk kita lakukan kepada generasi penerus, paham bahwa, eh ternyata ikan butuh makan,” Terang Giri.
Usai tumpeng diarak keliling telaga, 9 tumpeng yang berisi hasil bumi tersebut langsung diporak atau menjadi rebutan warga. Banyak diantara berharap mendapat keberkahan dari hasil bumi yang ditempel pada tumpeng raksasa tersebut. (adv).