LINTAS7.NET, PACITAN- Tingkat pengangguran di Pacitan menunjukkan tren penurunan. Berdasarkan data BPS, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) mengalami penurunan pada tahun ini sebesar 1,83 persen.
Penurunan pengangguran ini dampak langsung dari peningkatan angkatan kerja. Dimana jumlahnya mengalami peningkatan bila dibandingkan pada tahun 2022 sebesar 13,63 ribu orang menjadi sebanyak 394,71 ribu orang.
Dyah Sari Prihantari, Ahli madya statistik Badan Pusat Statistik Pacitan menyatakan sektor pertanian memiliki peran besar dalam menurunkan tingkat pengangguran jika dibandingkan sektor lainnya.
Sedangkan penyumbang tertinggi tingkat Pengangguran di Pacitan pada setiap tahunnya meliputi lulusan Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
“Lulusan SMP,SMA dan SMK di Pacitan ini menjadi penyumbang pengangguran tertinggi. Terbanyak adalah tingkatan SMA dan SMK dengan persentase 2,25 persen, TPT 5,02, TPAK 81,64 persen, sedangkan untuk tingkat SMP sebesar 2,68 persen,” katanya mewakili kepala BPS Pacitan.
Lebih lanjut, Dyah menyebut penyumbang pengangguran terendah justru di dominasi oleh lulusan Sekolah Dasar (SD). BPS menilai bahwa, lulusan SD mau bekerja apa saja yang penting menghasilkan.
“Lulusan SD sebanyak 0,14%. Sedangkan analisa kami penyumbang tingkat pengangguran terendah. Karena lulusan SD itu mau bekerja apa saja yang penting menghasilkan. Sedangkan lulusan SMA dan SMK mungkin saja mereka itu masih suka milih milih pekerjaan dan gengsi. Bisa juga lulusan SMA SMK dipacitan ini masih kalah bersaing di dunia kerja,” terangnya.
Merujuk dari data BPS Pacitan. Bahwa sektor pertanian memiliki peran tinggi untuk menurunkan tingkat pengangguran di Pacitan . Sedangkan dari segi status pekerjaan yang bekerja di Pacitan itu sebagian besar adalah berusaha dibantu buruh tidak tetap atau pekerja keluarga.
“Jadi yang bekerja itu porsi terbesar buruh tidak tetap atau pekerja keluarga atau tidak dibayar sebesar 24,66 persen. Buruh karyawan tetap 23,93 persen. Pekerja keluarga 23,11 persen. Berwirausaha sendiri tanpa buruh sebesar 19,48 persen, pekerja bebas di pertanian 7,23 persen,” pungkasnya.