LINTAS7.NET,PACITAN- Di tengah maraknya produk farmasi modern, jamu tradisional tetap bertahan. Satu diantaranya adalah produk jamu lokal, Siti Rohani, warga Desa Tumpuk, Kecamatan Bandar, Pacitan. Ramuan khas perempuan 36 tahun itu biasa digunakan untuk pengobatan hingga minuman khusus penjaga kebugaran dan daya tahan tubuh.
Ditemui di rumahnya beberapa waktu lalu, Siti mengaku menyediakan beragam varian jamu tradisional. Mulai jamu serbuk instan hingga jamu cair dalam kemasan.
“Semua bahan baku berasal dari sini, karena hasil pertanian di wilayah ini melimpah dan cukup lengkap,” ujar Siti, Jumat (8/11/2024).
Melimpahnya rempah-rempah di wilayahnya sangat mendukung industri pembuatan jamu rumahan miliknya. Berbekal ilmu dari pelatihan pengolahan biofarmaka, dia berusaha memaksimalkan melimpahnya rempah-rempah di wilayahnya. Sejak merintis tahun 2018 lalu, usahanya tetap eksis.
Bahkan, dia sempat merasakan momen dimana kebutuhan pasar cukup tinggi saat pandemi Covid-19 melanda. Kala itu, berbagai jenis produk herbal laris manis di pasaran. Ini karena jamu tradisional dipercaya masyarakat mempunyai banyak khasiat, termasuk menangkan Covid-19.
“Saat itu saya kewalahan melayani pesanan, karena warga percaya jamu tradisional mampu menangkal COVID-19, sekaligus menyehatkan tubuh,” tambah ibu tiga anak ini.
Varian produk herbal yang disediakan meliputi, wedang uwuh, wedang telang, serbuk jahe merah, wedang kelor, minuman instan kunyit asem, hingga wedang rosella. Harga yang ditawarkan cukup beragam, mulai dari Rp5.000 hingga Rp25.000 tergantung jenis dan ukuran kemasan.
“Setelah pandemi, pemasarannya tergantung pesanan baik online maupun offline,” tandasnya.
Sementara itu, pemerintah melalui Dinas Koperasi, UMKM dan Perindustrian Pacitan terus mendorong pengembangan potensi biofarmaka lokal melalui beragam kegiatan seperti pelatihan vokasional, pembinaan hingga pemasaran digital. Peningkatan kapasitas dan kualitas UMKM penting sebagai upaya memaksimalkan potensi hasil rempah-rempah yang cukup besar.
“Para pelaku UKM diberikan pelatihan Host Live Shopping, meliputi pemahaman platform, pembuatan konten, pengembangan kemampuan komunikasi, serta strategi menggunakan metode marketing ini. Mereka juga diajarkan pemanfaatan kecerdasan buatan (AI) untuk mempercantik foto produk agar tampil lebih menarik di pasar digital,” kata Prayitno, Kepala Diskuperin Pacitan.
Dengan dukungan pemerintah dan tingginya minat masyarakat, usaha jamu tradisional di Pacitan tidak hanya menjadi warisan budaya tetapi juga peluang ekonomi bagi masyarakat setempat. (red/adv).