Lintas7.net, MADIUN – Pemerintah Kota (Pemkot) Madiun berencana menyulap lahan seluas 9 hektar di PDAM Tirta Taman Sari Ngrowo menjadi destinasi wisata baru.
Rencana tersebut diungkapkan Wali Kota Madiun Maidi saat melakukan pengecekan lokasi, sambil menikmati buah mangga hasil panen raya di lahan tersebut, Jum’at (25/10/2019).
Jenis wisata baru tersebut menurut Wali Kota adalah meniru Lego Land yang ada di Johor, Malaysia. Yang menyuguhkan gabungan wisata buah, permainan, hiburan, taman bunga, camping, dan lain sebagainya.
Wali Kota menjelaskan, saat ini yang sudah dimiliki adalah 5 hektar lahan dengan tanaman pohon buah mangga, kelengkeng, jeruk, jambu dan Srikaya, 2 hektar hutan trembesi, dan sisanya akan dijadikan taman bunga wisata.
“Jalan sudah kita buat, tinggal merapikan. Pohon sudah jadi, tinggal menata keindahan. Kita memang niru Lego Land, Johor Malaysia,” ungkapnya.
Maidi menambahkan, proyek ini merupakan pekerjaan gabungan beberapa satker diantaranya PDAM, Dinas Pekerjaan Umum (PU), Perkim, Dinas Pertanian dan Dinas Lingkungan Hidup.
“Tahun depan sudah jadi,” ujarnya.
Maidi berharap, dengan diubahnya lahan tersebut menjadi tempat wisata, masyarakat Kota Madiun dan sekitarnya tidak perlu jauh-jauh mencari tempat wisata atau berlibur. Pun, diharapkan berdampak pada meningkatnya perekonomian masyarakat.
Sementara, Direktur Utama PDAM Tirta Taman Sari Kota Madiun Bambang Irianto menyatakan siap dan mendukung program Wali Kota. Hal itu merupakan gagasan yang bagus. Memanfatkan lahan dan mengembangkan menjadi obyek wisata.
“Kami siap, karena memang kami punya lahan. Tapi seperti yang disampaikan pak Wali, pembiayaan rame-rame dari PDAM, PU, Perkim, LH dan Pertanian,” katanya.
Bambang mengakui jika pihaknya tidak mampu untuk mengelola lahan seluas itu secara profesional. Karena perusahaan diminta untuk untung, sedangkan untuk membersihkan lahan tersebut diperlukan biaya yang akan mereduksi laba PDAM sendiri.
“Kita hanya membersihkan dan merapikan perdu-perdu, tetapi untuk mengelola secara profesional dan mendatangkan uang kami tidak cukup untuk itu, butuh biaya dan mengurangi laba,” ungkapnya.
Ditambahkan Bambang, jika nanti segala sesuatunya sudah siap, pengelolaan tempat wisata tersebut akan dipihak ketigakan supaya lebih profesional.
“Hanya pengelolaannya saja, bukan berarti aset PDAM hilang,” pungkasnya. (ant)