LINTAS7.NET, PACITAN –Salah satu penghasil produk industri genteng dan batu bata terbaik di Pacitan berasal dari Desa Ploso, Kecamatan Punung. Kualitas produk para pengrajin di wilayah ini sudah dikenal luas hingga luar kabupaten. Paling populer adalah genteng Mantili khas Desa Ploso yang banyak diminati pembeli lokal maupun luar Pacitan.
Salah satu pengrajin, Dwi Putra Widiatmoko mengatakan, tanah kelahirannya dianugerahi sumber daya alam yang luar biasa untuk mengembangkan industri genteng dan batu bata. Menurutnya, tanah liat sebagai bahan baku genteng dan batu bata di kampungnya cukup berkualitas. Oleh karenanya, banyak warga yang menggantungkan hidup dari pembuatan genteng dan bata merah.
“Tanah yang berkualitas digunakan untuk genteng, kemudian untuk kualitas sedang sebagai bahan dasar batu bata,” katanya pada awak media.
Pengrajin lainnya, Agus Marianto (37 th) mengaku memproduksi genteng sebagai mata pencaharian utama. Dibantu dua orang pekerja, dia mampu memproduksi 250 hingga 300 genteng tiap harinya. Namun dia tak menampik, kondisi cuaca seringkali mempengaruhi kapasaitas jumlah produksi.
“Sekali produksi sekitar 250 genteng. Tapi semua tergantung cuaca, jika musim kemarau, hanya butuh 4 hari siap dibakar, namun saat musim hujan membutuhkan waktu sekitar 15 hari,” jelasnya.
Kepala Desa Ploso, Agus Cahyono, mengatakan pengrajin genteng batu bata di wilayah berjumlah sekitar 160 orang. Dia mengakui usaha rumahan ini berkontribusi besar terhadap stabilitas ekonomi warga setempat. Bahkan, hampir mayoritas pengrajin mampu memberi pendidikan putra putrinya sampai ke jenjang perguruan tinggi.
“Jumlah (pengrajin) lumayan banyak, tersebar di tiga dusun, yaitu Dusun Ploso, Pacing, Duwet, dan Bubakan. Sehingga, dampak ekonominya luar biasa, ratusan pengrajin bisa dikatakan mapan,” kata Agus.
Harga genteng Ploso cukup bervariasi, berkisar antara Rp2.000 hingga Rp2.200 per biji, tergantung bentuknya. Harga yang sedikit tinggi tetap banyak diminati konsumen baik warga lokal maupun pembeli dari luar kecamatan Punung, seperti Pringkuku, Donorojo, Pacitan, dan Tulakan. Bahkan, genteng Desa Ploso yang punya ciri khas diminati pembeli dari kabupaten tetangga.
Kendatipun sudah populer, para perajin tetap berupaya untuk terus berinovasi dan meningkatkan kualitas. Termasuk mencetak desain genteng yang lebih modern sesuai dengan kebutuhan pasar kekinian. Kualitas hasil produksi jadi prioritas utama sebagai upaya menjaga kepercayaan pasar. (red/adv).