MADIUN – Jelang Imlek,Warga Tionghoa Kota Madiun Jawa Timur membersihkan patung atau rupang dewa – dewi yang berada di Tempat Ibadah Tri Dharma (TITD) Hwie Ing Kiong atau Klenteng Madiun untuk menyambut Tahun Baru Imlek 2570 dalam penanggalan Cina yang jatuh pada Selasa, 5 Februari 2018.
Humas TITD Hwie Ing Kiong Madiun, Lianawati mengatakan kegiatan pembersihan itu diawali dengan sembahyang dan doa bersama di Klenteng.
Setelah itu, sejumlah pengurus yang hanya makan sayuran sejak Selasa malam kemarin, mulai menurunkan rupang dengan jumlah lebih dari 100 buah dari 21 altar.
Kemudian, membersihkan debu yang menempel dengan menggunakan kain kering atau kuas. Rampung melakukan itu, kain yang dicelupkan air bunga digunakan untuk menyeka rupang – rupang tersebut.
“Bunga yang dimasukkan ke dalam air ada lima jenis, seperti mawar, melati, dan kenanga yang mudah didapat di sekitar sini (Kota Madiun),” kata Lianawati, Rabu, 30 Januari 2019.
Pencucian rupang dengan menggunakan air bunga, ia melanjutkan, hanya sekadar tradisi. Adapun tujuannya agar rupang yang dibersihkan beraroma wangi.
Lianawati mengibaratkan dengan melakukan hal itu sekaligus membersihkan hati para pengurus yang terlibat dalam kegiatan tersebut. Karena itu, mereka baru berhenti menjalankan program vegetarian setelah seluruh rupang dan altar selesai dibersihkan.
Menurut Lianawati, dengan hanya memakan sayuran akan mampu membantu menjernihkan hati dan pikiran. Maka, saat ikut membersihkan rupang dapat lebih tenang atau khidmat.
“Kalau bersih-bersihnya selesai sore ini, maka nanti malam sudah makan seperti biasa (non vegetarian),” ujar Lianawati.
Bersih-bersih dinyatakan selesai, ia menuturkan, jika seluruh rupang telah dikembalikan ke altar masing-masing. Untuk peletakannya harus sesuai dengan yang diinginkan dewa.
Karena itu, ketika setiap pengurus yang menaruh rupang ke altar selalu diakhiri dengan sembahyang untuk meminta petunjuk kepada Dewa. “Kalau posisinya tidak pas, maka harus disesuaikan terlebih dulu. Tradisi ini selalu kami lakukan dan tidak pernah lupa,” Lianawati menjelaskan. (ant/imr)