Menu

Mode Gelap
Wilis Fun Trail Run, Event Lari Dengan Suguhan View Alam Gunung Wilis Nan Menawan  Pembangunan Infrastruktur Jalan, Pemkab Madiun Bakal Terapkan Skema KPBU Gandeng Milenial, PT KAI Kampanyekan Kerawanan Perlintasan Sebidang Resmi Dilantik, MPC Pemuda Pancasila Kota Madiun 2023-2027 Siap Kolaborasi Dengan Pemkot Demi Kemajuan Kota Madiun Apresiasi Pelanggan, Mitsubishi Fuso Gelar Fuso Customer Gathering 2023

Daerah · 31 Jan 2019 18:16 WIB ·

Sambut Imlek 2019,Warga Thionghoa Madiun Bersihkan Patung Dewa Di Klenteng Hwie Ing Kiong


 Warga Thionghoa Madiun saat bersihkan Dewa di Klenteng madiun Perbesar

Warga Thionghoa Madiun saat bersihkan Dewa di Klenteng madiun

MADIUN – Jelang Imlek,Warga Tionghoa Kota Madiun Jawa Timur membersihkan patung atau rupang dewa  – dewi yang berada di Tempat Ibadah Tri Dharma (TITD) Hwie Ing Kiong atau Klenteng Madiun untuk menyambut Tahun Baru Imlek 2570 dalam penanggalan Cina yang jatuh pada Selasa, 5 Februari 2018.

Humas TITD Hwie Ing Kiong Madiun, Lianawati mengatakan kegiatan pembersihan itu diawali dengan sembahyang dan doa bersama di Klenteng.

Setelah itu, sejumlah pengurus yang hanya makan sayuran sejak Selasa malam kemarin, mulai menurunkan rupang dengan jumlah lebih dari 100 buah dari 21 altar.

Kemudian, membersihkan debu yang menempel dengan menggunakan kain kering atau kuas. Rampung melakukan itu, kain yang dicelupkan air bunga digunakan untuk menyeka rupang – rupang tersebut.

“Bunga yang dimasukkan ke dalam air ada lima jenis, seperti mawar, melati, dan kenanga yang mudah didapat di sekitar sini (Kota Madiun),” kata Lianawati, Rabu, 30 Januari 2019.

Pencucian rupang dengan menggunakan air bunga, ia melanjutkan, hanya sekadar tradisi. Adapun tujuannya agar rupang yang dibersihkan beraroma wangi.

Lianawati mengibaratkan  dengan melakukan hal itu sekaligus membersihkan hati para pengurus yang terlibat dalam kegiatan tersebut. Karena itu, mereka baru berhenti menjalankan program vegetarian setelah seluruh rupang dan altar selesai dibersihkan.

Menurut Lianawati, dengan hanya memakan sayuran akan mampu membantu menjernihkan hati dan pikiran. Maka, saat ikut membersihkan rupang dapat lebih tenang atau khidmat.

“Kalau bersih-bersihnya selesai sore ini, maka nanti malam sudah makan seperti biasa (non vegetarian),” ujar Lianawati.

Bersih-bersih dinyatakan selesai, ia menuturkan, jika seluruh rupang telah dikembalikan ke altar masing-masing. Untuk peletakannya harus sesuai dengan yang diinginkan dewa.

Karena itu, ketika setiap pengurus yang menaruh rupang ke altar selalu diakhiri dengan sembahyang untuk meminta petunjuk kepada Dewa. “Kalau posisinya tidak pas, maka harus disesuaikan terlebih dulu. Tradisi ini selalu kami lakukan dan tidak pernah lupa,” Lianawati menjelaskan. (ant/imr)

 

 

Artikel ini telah dibaca 93 kali

badge-check

Editor

Baca Lainnya

Insentif Ketua RT dan RW di Pacitan Naik

20 November 2023 - 14:50 WIB

Targetkan Kemiskinan Turun, Bupati Aji Minta Akselerasi Semua Pihak

20 November 2023 - 14:38 WIB

Bergeliatnya UMKM di Event Ronthek Pacitan 2023

20 November 2023 - 14:26 WIB

Meriahnya Gelaran Festival Ronthek 2023

20 November 2023 - 14:14 WIB

Menikmati Sensasi Berburu Kuliner Khas Jelang Senja di Pasar Krempyeng Pacitan

20 November 2023 - 14:03 WIB

Wilis Fun Trail Run, Event Lari Dengan Suguhan View Alam Gunung Wilis Nan Menawan 

11 November 2023 - 11:15 WIB

Trending di Madiun