LINTAS7.NET, PACITAN – Ratusan anak usia sekolah dasar turut meramaikan pagelaran Watu Bale Culture Festival yang digelar di lapangan kawasan wisata Watu Bale, Desa Jetak, Kecamatan Tulakan, Jumat (18/10).
Penampilan anak-anak mengundang decak kagum para penonton. Terlebih, mereka menyajikan atraksi kesenian yang tak biasa. Yakni, menampilkan kesenian tradisional jaranan senterewe dengan memakai kuda berbahan pelepah pisang.
Tak hanya itu, pelajar lainnya juga menampilkan kesenian ‘Langen Beksan’, sebuah tarian yang umum dilakukan oleh orang dewasa. Mereka terlihat luwes menyajikan tarian tayub yang kini sedang populer di Pacitan.
“Awalnya susah, tapi asyik juga, menari mengikuti irama. Sering lihat bapak nari, jadinya pengen,” kata Alfito di lokasi kegiatan.
Sementara, Kepala Desa Jetak, Marjuni, mengatakan festival ini bagian dari upaya melestarikan seni budaya sekaligus mempromosikan pariwisata. Potensi wisata di desanya harus dimaksimalkan agar kesejahteraan masyarakat bisa terwujud.
“Mari seni budaya tinggalane (warisan) mbah-mbahe (leluhur) kita lestarikan, dan mari sama-sama potensi wisata ini kita kembangkan,” ujar Marjuni.
Kemeriahan Watu Bale Culture Festival berlanjut dengan beragam atraksi seni, kontekan lesung atau lesung jumengglung tangi jenggirat yang dimainkan oleh ibu-ibu PKK. Bahkan, grup kesenian ini sudah beberapa kali tampil di berbagai event di Kabupaten Pacitan.
Puncak kegembiraan menyajikan atraksi sepak bola api yang dimainkan oleh dua klub, masing-masing terdiri dari 10 orang. Bola api yang didesain khusus ini memacu adrenalin para penonton. Menurut Rofiq, panitia festival, tradisi ini merupakan bagian dari ritual tolak bala agar Desa Jetak terbebas dari mara bahaya.
“Allhamdulillah, acaranya berjalan lancar dan meriah. Melalui kegiatan ini, seni dan budaya tetap lestari, pariwisata makin berkembang serta ekonomi masyarakat bisa tumbuh lebih baik,” kata Joko Harijanto, Camat Tulakan.
Hadir dalam kegiatan ini Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Pacitan, Camat Tulakan, serta Ketua Dewan Kesenian Kabupaten Pacitan. Pada puncak acara, warga dan para undangan larut dalam kegembiraan dengan menari tayub atau langen bekso bersama. (is/red/adv).