LINTAS7.NET, PACITAN – Balai Gizi Nasional (BGN) terus memperkuat kesiapan pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) tahun 2025. Bekerja sama dengan Dinas Kesehatan kabupaten dan kota, BGN menggelar Bimbingan Teknis (Bimtek) Penjamah Pangan bagi 35.000 peserta dari 38 kabupaten dan kota di Pulau Jawa, pada 25–26 Oktober 2025.
Salah satu kegiatan berlangsung di Kabupaten Pacitan Propinsi Jawa Timur, diikuti 750 peserta dari 15 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang tersebar di 12 kecamatan. Di antaranya SPPG Ngadirojo 3, Punung, Punung 2, Donorojo Klayar, Donorojo, Pacitan (TNI AD 1), Sirnoboyo, Sirnoboyo 2, Pacitan 3, Pacitan 4, Pacitan 5, Pacitan Ploso, Arjosari Tremas, Arjosari Gembong, dan Tulakan Losari.
Direktur Penyediaan dan Penyaluran Wilayah II BGN, Dr. Nurjaeni, Ph.D., mengatakan kegiatan ini merupakan bentuk komitmen pemerintah untuk menjaga mutu pangan dan melindungi masyarakat.
“Bimbingan teknis ini adalah wujud komitmen BGN bersama Kementerian Kesehatan untuk meningkatkan keterampilan penjamah pangan. Kami ingin memastikan bahwa makanan siap saji yang disajikan benar-benar aman dan bergizi,” ujar Nurjaeni.
Materi Pelatihan: Dari Sanitasi hingga Higienitas Penjamah
Bimtek ini mencakup berbagai materi penting yang berfokus pada keamanan dan kebersihan pangan, antara lain:
1. Pembersihan dan Sanitasi Peralatan
Peserta dilatih menggunakan bahan pembersih dan sanitizer food grade sesuai standar agar tidak menimbulkan residu berbahaya. Prosedur pembersihan dijelaskan secara rinci, mulai dari scraping (mengikis sisa makanan), pencucian, pembilasan, penyemprotan sanitizer, hingga pengeringan. Peralatan juga wajib disimpan di tempat higienis dengan jarak aman dari lantai, dinding, dan langit-langit.
2. Pemeliharaan Lingkungan dan Pengendalian Vektor
Peserta diingatkan untuk menjaga kebersihan area kerja termasuk lantai, dinding, ventilasi, dan toilet secara rutin. Pengendalian vektor seperti lalat, kecoa, dan tikus dilakukan tanpa pestisida, melainkan dengan perbaikan struktur bangunan, pemasangan kawat kasa, dan penggunaan jebakan hama.
3. Pengendalian Cemaran Pangan
Peserta diajarkan mengenali berbagai cemaran biologis, kimiawi, dan fisik. Bahan kimia pembersih harus digunakan sesuai prosedur agar tidak meninggalkan residu pada makanan.
4. Proses Produksi Pangan Siap Saji yang Aman
Materi meliputi tahapan pemilihan bahan baku, penyimpanan, hingga pengemasan yang memenuhi prinsip sanitasi ketat.
5. Higienitas Penjamah Pangan
Ditekankan pentingnya kebersihan pribadi, mulai dari mencuci tangan dengan sabun, mengenakan pakaian kerja bersih, tidak merokok, hingga menjaga kuku tetap pendek.
“Menjaga higienitas perorangan adalah pondasi utama menciptakan pangan siap saji yang aman dan berkualitas,” tegas Nurjaeni.
Lima Prinsip Keamanan Pangan
Sebagai penutup, BGN menegaskan lima prinsip utama keamanan pangan yang wajib diterapkan seluruh penjamah pangan MBG:
1. Kebersihan: Jaga kebersihan diri, peralatan, dan lingkungan pengolahan.
2. Pisahkan Bahan Pangan: Hindari kontaminasi silang antara bahan mentah dan matang.
3. Masak dengan Matang: Pastikan suhu memasak cukup untuk membunuh mikroorganisme patogen.
4. Simpan dengan Benar: Gunakan suhu dan wadah penyimpanan yang sesuai.
5. Gunakan Air dan Bahan Aman: Pastikan air dan bahan baku bebas dari cemaran.
Prinsip-prinsip tersebut menjadi fondasi dalam menjaga keamanan serta kualitas pangan siap saji di masyarakat. Melalui kegiatan ini, BGN berharap para penjamah pangan mampu berperan aktif dalam menyukseskan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) dan memperkuat ketahanan pangan nasional.






