LINTAS7.NET, PACITAN– Suhu politik jelang Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Pacitan mulai menghangat. Tak sekedar pertarungan ide dan gagasan membangun Pacitan ke depan, isu Agama sebagai alat meraih dukungan masyarakat turut mewarnai ruang-ruang publik.
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Pacitan, Aris Mashudi, menyampaikan pendapatnya soal Agama dan Politik yang sebenarnya saling keterkaitan namun berbeda makna dan tujuannya.
Menurut Aris, Agama mencakup keilmuan yang luas. Agama tidak hanya mengatur tentang beribadah tetapi juga masalah umum. Satu diantaranya tentang politik. Dalam hal politik ini, Dia, menegaskan Agama menganjurkan kejujuran serta mengatur batasan-batasan yang harus dipatuhi.
Misalnya, larangan memanfaatkan Agama sebagai jalan merebut kekuasaan. Lain itu, tidak diperkenankan pula menggunakan alasan Agama untuk menjatuhkan lawan politik maupun menebar kebencian.
“Agama itu suci ilmunya luas. Agama memperbolehkan berpolitik dengan mengedepankan kejujuran, etika untuk mencegah perpecahan diantara sesama anak bangsa. Kemudian tidak boleh juga menyalahgunakan Agama untuk kepentingan politik sepihak. Seperti menggunakan Ayat (Alquran) untuk menipu rakyat,” ujar Aris, saat ditemui wartawan pada Rabu, (7/10) siang.
Sesepuh yang juga Ketua Forum Komunikasi Umat Beragama Pacitan itu, mengingatkan agar semua yang terlibat dalam gelaran Pilkada Pacitan, berpolitik secara santun. Saling menghormati dan menghargai, katanya, satu-satunya cara menghindari kegaduhan yang tak bermanfaat bagi masyarakat.
“Berbeda pendapat, beda pilihan itu wajar. Tetapi harus menjaga etika berpolitik, santun, serta saling menghargai dan saling menghormati. Kami mengajak semua lapisan masyarakat untuk bersama-sama menciptakan kedamaian dan kerukunan antar sesama. Siapapun pemimpinnya, tugasnya mensejahterakan dan memakmurkan seluruh warganya,” pungkasnya. (IS).