LINTAS7.NET, PONOROGO- Dentang musik dangdut diiringi suara ketipung langsung menggelegar di panggung utama alun alun Ponorogo, Sabtu malam (9/8). Memperingati hari jadi Kabupaten Ponorogo, pemerintah sengaja mengadakan konser musik lawasan.
Tak hanya para pemain musik yang berdandan dan bernyanyi musik era tahun 80 hingga 90 an. Penonton yang datang pun banyak yang rela berdandan lawasan. Bahkan mereka rela membeli dadakan demi menyemarakan dangdut lawasan serta bernostalgia. Mulai membeli wig atau rambut palsu, kacamata hitam, sepatu kulit hitam mengkilap hingga celana komprang yang memang sempat ngehits di era tahun 90 an.
Selain orang tua, penggemar musik lawasan ini ternyata juga digandrungi para muda mudi. Aditya Santosa misalnya. Remaja berusia 21 tahun ini nekat membeli rambut palsu serta celana jeans komprang demi menyemarakan Ponorogo lawasan. Menurutnya, musik lawasan tidak kalah menarik dengan musik generasi muda saat ini.
‘’Musiknya itu sederhana tapi asik buat berjoget. Apalagi dandannya itu unik. Ini saja saya beli aksesorisnya dadakan di toko siang tadi,’’ jelasnya.
Berbagai lagu seperti cubit cubitan, yang penting hepi, singkong dan keju hingga tambal ban mampu membuat ribuan penonton yang memadati panggung utama alun alun bergoyang bersama.
‘’Budaya-budaya dulu kita hadirkan kembali biar romantisme dan kenangan masa lalu hari ini masa lalu dan masa depan dan memutar kincir ekonomi. Tidak hanya orang tua, anak muda sudah mulai senang dan cocok,’’ tutur Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko saat ditemui.
Bahkan tema Ponorogo lawasan menambah pundi pundi ekonomi UMKM. Tidak hanya kostumnya, berbagai makanan yang dijual di kawasan panggung utama alun alun Ponorogo juga banyak diborong. Terutama lapak pedagang makanan tradisional.
‘’Jajan tradisional itu sehat dan ngangeni. Maka jangan salah kalau makanan seperti jadah uran, grontol, klepon sampai lentho tidak bisa digeser makanan anak anak jaman sekarang,’’ jelas Bupati. (adv/rc)