LINTAS7.NET, PACITAN-Tingginya harga kedelai di pasaran bikin pelaku usaha tahu pusing. Mereka harus memutar otak agar usahanya tetap bertahan dan beroperasi.
Salah satu yang bisa dilakukan adalah dengan memperkecil ukuran produk jadi. Ukuran tahu mini itu pun jadi solusi sementara hingga harga bahan baku kembali normal.
Hal itu seperti dialami Dodik Winoto. Pemilik pabrik tahu di Arjowinangun itu mengaku memilih tetap beroperasi meski dengan risiko. Sebab, jika sampai mesin produksi berhenti tentu akan mengecewakan pelanggan.
“Sementara ini ketebalannya yang berubah jadi lebih kecil. Kalau harga jual masih sama,” kata Dodik Winoto, seorang pemilik pabrik tahu di Pacitan.
Pria yang akrab disapa Doni itu mengungkap kenaikan harga kedelai diluar perkiraan. Sebab, dalam tempo singkat harga Rp 10.900 berubah jadi Rp 12.800 per kilogram.
Keputusan memperkecil ukuran tahu, lanjut Doni lebih didasari alasan menekan biaya produksi. Di sisi lain dirinya mempertimbangkan aspek kemanusiaan jika harus menaikkan harga.
Pun hingga saat ini kapasitas produksi tidak dikurangi. Dirinya berharap kondisi segera membaik sehingga iklim usaha kembali normal.
Sebab, dampak kenaikan harga itu bikin omzet per hari menurun hingga 10 persen. Sebagai produsen, Doni berharap pemerintah segera mencarikan solusi agar harga kedelai impor kembali terjangkau.
“Sepertinya siklus tahunan ya. Setiap mendekati tahun baru dan hari raya, (harga) kedelai pasti naik. Makanya kita berharap segera ada solusi,” kata pengusaha yang dibantu 20 pekerja tersebut.