LINTAS7.NET, PACITAN – Masyarakat di kawasan pesisir Pacitan, khususnya Desa Watukarung, Kecamatan Pringkuku, terus diperkuat kapasitasnya dalam menghadapi ancaman bencana gempa dan tsunami. Hal ini terlihat dalam kegiatan simulasi bencana yang digelar Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pacitan pada Kamis (24/7) lalu.
Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya pemerintah daerah dalam mengurangi risiko jatuhnya korban jiwa saat bencana terjadi. Dalam simulasi tersebut, warga dilatih untuk memahami jalur evakuasi, mengenali tanda-tanda peringatan dini, serta mengetahui titik kumpul yang aman.
“Simulasi ini bertujuan agar masyarakat memahami langkah-langkah yang harus dilakukan saat gempa dan tsunami terjadi. Kami juga memberikan edukasi terkait potensi bencana di Pacitan, serta teknik penyelamatan dan evakuasi yang benar,” jelas Yagus Triarso, Plt Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Pacitan.
Menurut Yagus, Desa Watukarung dipilih karena memiliki potensi ancaman bencana cukup tinggi, sekaligus merupakan destinasi wisata unggulan yang ramai dikunjungi wisatawan domestik maupun mancanegara.
“Pariwisata harus ditopang dengan kesiapsiagaan yang kuat. Justru ini bisa menjadi nilai tambah, menunjukkan bahwa kawasan ini aman dan tangguh terhadap risiko bencana,” tambahnya.
Simulasi juga melibatkan pelatihan penggunaan rambu evakuasi dan pengenalan sistem peringatan dini (Early Warning System/EWS) yang telah dipasang di kawasan tersebut.
Sementara itu, Camat Pringkuku Suwoto menyatakan pentingnya peningkatan kapasitas masyarakat dalam menghadapi bencana. Ia menegaskan bahwa kesiapsiagaan adalah kunci keselamatan di daerah rawan.
“Bencana tidak mengenal waktu dan tempat. Karena itu, kesadaran dan kesiapan masyarakat menjadi hal utama demi keselamatan bersama,” ujar pria yang akrab disapa Kang Woto itu.
Dengan kegiatan semacam ini, diharapkan masyarakat pesisir semakin sadar akan pentingnya mitigasi bencana dan mampu bertindak cepat saat situasi darurat terjadi.