LINTAS7.NET, PACITAN – Sasana angkat besi Bina Satria, yang terletak 15 kilometer dari pusat kota Pacitan, telah berdiri selama dua dekade dan tetap berkomitmen untuk mencetak atlet-atlet berprestasi meskipun beroperasi di kawasan terpencil. Dipimpin oleh Samsuri, sasana ini berhasil melahirkan Luluk Diana Tri Wijayana, yang meraih gelar juara dunia remaja di kelas 49 kg pada Kejuaraan Angkat Besi Remaja 2022 di Leon, Meksiko.
Bina Satria menerapkan sistem pembinaan yang terstruktur, dengan tiga tingkatan: senior, transisi, dan pemula. Para atlet senior telah berlaga di PON sebelumnya, menunjukkan dedikasi dan pengalaman yang signifikan. Sementara itu, atlet di tingkat transisi tengah dipersiapkan untuk menghadapi kompetisi nasional dan internasional, sedangkan atlet pemula, yang baru direkrut, berasal dari siswa SD hingga SMP di Kecamatan Punung, Pringkuku, dan Pacitan.
Meskipun memiliki prestasi yang membanggakan, sasana ini menghadapi tantangan serius, terutama dalam hal transportasi. Banyak siswa di wilayah timur Pacitan kesulitan untuk mengikuti latihan rutin. “Beberapa siswa dari berbagai kecamatan ada, namun karena jarak, mereka tidak dapat melanjutkan,” kata Samsuri. Hal ini menjadi perhatian utama bagi pengembangan atlet muda yang membutuhkan konsistensi dalam pelatihan.
Samsuri juga menyadari bahwa lingkungan sosial dapat mempengaruhi perkembangan atlet, terutama bagi para atlet pria yang mulai terpapar pada kehidupan malam. “Bukannya saya alergi, tapi kalau atlet cowok sudah kenal motor dan keluar malam, itu bisa mengganggu fokus mereka,” ujarnya. Dalam upaya menjaga disiplin, ia menekankan pentingnya menciptakan lingkungan yang kondusif dan mendukung.
Selama empat tahun terakhir, untuk menghadapi tantangan ini, Bina Satria telah mengubah fokus pembinaan dengan menekankan kualitas di atas kuantitas. Atlet yang menunjukkan potensi besar diundang untuk tinggal di sasana dan mengikuti pemusatan latihan intensif. Pendekatan ini bertujuan untuk membentuk karakter dan meningkatkan keterampilan atlet secara menyeluruh.
Prestasi Bina Satria semakin mengesankan, terutama saat atlet seperti Luluk dan Wahyu meraih dua medali emas dalam PON serta Kejurnas Junior. Dalam kompetisi remaja yang diadakan di Bandung, para atlet Bina Satria sukses membawa pulang enam medali emas dan mendapatkan gelar sebagai The Best Lifter. Hasil ini menunjukkan dedikasi dan kerja keras para atlet serta pelatih.
Samsuri mengungkapkan bahwa pemerintah daerah memberikan perhatian yang lebih kepada Bina Satria. Dukungan berupa bantuan operasional, stimulan, dan bonus bagi atlet yang mengharumkan nama Pacitan sangat berarti. “Stimulan untuk kejuaraan sudah dirasakan oleh anak-anak, dan kami berharap dukungan ini terus berlanjut,” tambahnya. Dengan dukungan yang konsisten, Bina Satria berharap dapat melahirkan atlet-atlet unggulan yang mampu bersaing di kancah nasional dan internasional.
Di tengah tantangan yang dihadapi, Bina Satria Pacitan terus bertekad untuk berkontribusi terhadap pengembangan olahraga angkat besi di Indonesia. Dengan program pembinaan yang terencana dan dukungan dari berbagai pihak, sasana ini optimis dapat membangun generasi penerus atlet angkat besi yang berprestasi dan berdaya saing tinggi di tingkat global.
Sementara Camat Punung, Puji Hariyanto, menekankan pentingnya keberadaan Sasana Angkat Besi Bina Satria dalam meningkatkan prestasi olahraga di Kabupaten Pacitan. Ia mengungkapkan bahwa fasilitas ini bukan hanya tempat untuk berlatih, tetapi juga berfungsi sebagai pusat pengembangan bakat atlet muda.
“Sasana ini memberikan kesempatan kepada para pemuda untuk menggali potensi mereka dan menemukan bibit unggul yang dapat dibanggakan di tingkat regional maupun nasional,” ujarnya. Dengan adanya program pelatihan yang terstruktur, diharapkan atlet-atlet muda dapat dilatih dengan baik dan mempersiapkan diri untuk mengikuti berbagai kompetisi.
Puji juga menyatakan bahwa pemerintah daerah berkomitmen untuk mendukung perkembangan olahraga angkat besi, baik melalui penyediaan fasilitas yang memadai maupun dukungan sumber daya manusia yang berpengalaman. “Kami ingin menciptakan ekosistem yang mendukung atlet, mulai dari pelatihan hingga kompetisi,” tambahnya.
Dengan semangat kolaborasi antara pemerintah, pelatih, dan masyarakat, diharapkan Sasana Angkat Besi Bina Satria bisa menjadi tempat lahirnya atlet-atlet berprestasi yang akan mengharumkan nama Kabupaten Pacitan di ajang olahraga yang lebih luas. (red/adv)