LINTAS7.NET, PACITAN – Kabupaten Pacitan merayakan usia yang genap 280 tahun pada 19 Februari 2025, namun perayaan Hari Jadi (Hajatan) kali ini digelar lebih awal, tepatnya pada Senin, 17 Februari 2025. Meskipun dilaksanakan lebih awal, perayaan ini tetap berlangsung khidmat dan penuh makna, mencerminkan perjalanan panjang serta sejarah yang melatarbelakangi terbentuknya kabupaten ini.
Perayaan dimulai dengan kirab yang dipimpin oleh Kanjeng Raden Tumenggung Indrata Nur Bayuaji Reksonegoro, beserta sang istri, Efi Suraningsih Indrata Nur Bayuaji. Kirab ini dimulai dari rumah dinas bupati dan berlanjut menuju Pendopo Agung Mas Tumenggung Djogokarjo, yang memiliki nilai historis penting bagi Kabupaten Pacitan.
Selama perjalanan, rombongan diiringi oleh abdi dalem, jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), serta Songsong Agung Pacitan yang menambah nuansa sakral dalam prosesi ini. Alunan gending Jawa yang mengalun lembut semakin memperkuat suasana penuh makna dan kehormatan.
Tahun ini, perayaan Hari Jadi Pacitan bertepatan dengan peluncuran buku yang mengungkapkan sejarah panjang Kabupaten Pacitan. Buku tersebut menceritakan bahwa Pacitan sudah ada sejak zaman Mataram Kuno dan Kerajaan Majapahit. Nama Pacitan berasal dari kata “Cit” yang berarti tempat yang jauh dan sulit, menjadikannya sebagai tempat pengasingan atau persembunyian. Seiring berjalannya waktu, Pacitan bahkan menjadi tempat untuk menggembleng prajurit sebelum bertempur di medan perang.
Sejarah Pacitan terus berlanjut hingga masa Kerajaan Demak, Pajang, Mataram, dan Surakarta Hadiningrat. Namun, berdirinya Kabupaten Pacitan secara resmi ditetapkan pada 19 Februari 1745, ketika Tumenggung Notopuro menerima pengukuhan sebagai Adipati di Rejoso Pacitan dari Sultan Bintoro II atau Paku Buwono I.
Bupati Pacitan, Indrata Nur Bayuaji, mengungkapkan rasa syukurnya atas perayaan Hari Jadi ke-280 ini. Menurutnya, momentum ini bukan hanya sekadar perayaan, tetapi juga sebagai bentuk penghormatan kepada sejarah panjang Pacitan. “Kami ingin mengingatkan kepada seluruh masyarakat bahwa Pacitan telah melalui perjalanan yang penuh tantangan dan perjuangan. Melalui peluncuran buku sejarah ini, kami berharap masyarakat dapat lebih memahami dan menghargai warisan budaya yang telah ada sejak zaman dahulu,” ujarnya.
Bupati juga menambahkan bahwa perayaan ini sekaligus menjadi ajang untuk memperkuat rasa kebersamaan dan semangat dalam membangun Kabupaten Pacitan yang lebih maju, sejahtera, dan berdaya saing di masa depan. “Hari Jadi ke-280 Kabupaten Pacitan ini tidak hanya menjadi ajang mengenang sejarah, tetapi juga sebagai bentuk penghargaan terhadap perjuangan para pendahulu yang telah membangun dan mewariskan kebudayaan serta identitas Kabupaten Pacitan yang kaya akan sejarah,” tambahnya.
Dengan berbagai kegiatan yang berlangsung, perayaan ini semakin memperkuat semangat kebersamaan dan rasa bangga akan identitas daerah, serta menjadi momentum untuk terus mengembangkan Pacitan menjadi semakin sejahtera dan bahagia.