NGAWI. Pasar Jadul Taman Wisata Tawun Ngawi kian waktu kian menyedot perhatian pengunjung sejak digelar kali pertama Juni lalu. Pasar yang dibuka hanya tiap minggu legi pada kalender Jawa ini, selalu dipenuhi para pengunjung untuk menikmati suasana pasar tradisonal masa lalu lengkap dengan kostum para pedagangnya.
Puluhan lapak pedagang digelar dibawah rindangnya pohon dan rimbunan bambu pengunjung dapat membeli jajanan tempo dulu khas warga Ngawi maupun masyarakat Jawa mataraman pada umumnya seperti jenang grendul, nasi tiwul, cenil dan lain-lain.
Seperti halnya yang berlangsung pada hari Minggu, ( 01/03), pasar yang terletak di sisi barat dari area Taman Wisata Tawun desa Tawun kecamatan Kasreman ini, padat dikunjungi oleh para masyarakat baik dari dalam maupun luar kota.
Rata rata dari para pengunjung mengaku menikmati sensasi nostalgia berbelanja di pasar era 50, dimana masih menemukan jajanan masa lalu, barang barang lawas dan bahkan hiburan rakyat seperti kesenian cokean mengisi ruang disudut sudut.
Salah seorang pengunjung dari Surabaya, menyampaikan jika ia dan beberapa temanya sengaja datang ke Ngawi untuk menikmati sensasi tempo dulu di pasar ini. Menurutnya dibanding pasar jadul di kota lain , pasar jadul di Ngawi terasa lebih berkesan karena ditempatkan dipinggiran kota lengkap dengan nuansa pedesaan.
“Pasar jadul disini sangat mengesankan karena diletakan diantara rimbunan rumpun bambu, pohon jati dan berada di pedesaan yang bisa membawa kita bernostalgia seperti 50 tahun yang lalu,” kata Elis yang datang bersama 300 teman sealuminya angkatan 1967 di SMA 5 Surabaya.
Bupati Ngawi, Budi Sulistyono, yang ditemui ditengah pengunjung mengatakan jika keberadaan paket wisata ini bisa menyedot perhatian publik, terlihat makin banyaknya pengujung setiap kali digelar.
“Ide kreatif untuk membangkitkan nostalgia masa lalu tersebut, mendapat apresiasi dari pengunjung, dan akan terus dikembangkan utamanya penambahan sarana prasarana, sehingga acara yang merupakan ikon Kabupaten Ngawi ini dapat mengundang penasaran pengunjung luar kota dan dapat ketagihan untuk melakukan kunjungan berikutnya,” kata Kanang ( sapaan akrab Bupati Ngawi –red).
Apa yang disampaikan Kanang tersebut sperti menginstruksikan kepada operator untuk memperhatikan kekurangan yang ada seperti penyedian loket penukaran uang yang lebih memadai, agar tidak terjadi antrian yang merepotkan, serta sarana lain yang menambah kenyamanan pengunjung. (pr)