LINTAS7.NET, PONOROGO- Sebagai upaya meningkatkan kualitas dan kapasitas pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), Pemkab Ponorogo menggelar pelatihan digital pada Rabu (17/7/2024).
Pelatihan yang digelar di Aula Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan (Bappeda dan Litbang) Ponorogo diikuti oleh ratusan pelaku UMKM.
Peserta pelatihan dibekali berbagai macam pengetahuan marketing digital. Mereka juga diberikan pemahaman soal pengurusan legalitas UMKM.
“ Namanya digital marketing. Karena dunia usaha harus akrab, ramah, dan piawai berselancar di era digital. Maka tidak boleh tidak piwai, ramah dan akrab dengan dunia digital,” ungkap Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko, Rabu (17/7/2024)
Menurut Bupati yang mendasar tidak sekedar marketing. Namun juga ditekankan tentang kualitas. Pun, pentingnya legalitas untuk para pelaku UMKM.
“Jadi ada pelatihan ini. Kerjasama antara kami Pemkab (Pemerintah Kabupaten) Ponorogo dengan Penggadaian,” kata Kang Giri, sapaan akrab Sugiri Sancoko.
Harapannya, setelah pelatihan juga diajak studi banding ke beberapa kota maju. Sehingga menopang ekosistem wisata yang sedang dibangun oleh Pemkab Ponorogo.
“Biar pelaku UMKM tidak bingung harus bingung. Kami siapkan ekonomi wisata, kami sedang menyiapkan reog untuk ruh nya bisa kembali. Membangun monumen reog maupun mendaftarkan ke Unesco,” tegasnya.
Menurutnya, jika monumen reog terwujud dan diakui dunia tentu akan ada efek domino. Dimana banyak orang di luar Ponorogo menuju bumi reog.
“Entah untuk melihat reog atau bahkan meneliti tentang reog. Tentu akan tumbuh. Ada yang belanja ke UMKM,” papar Kang Giri kepada wartawan.
Tentu, dengan adanya pelatihan ini warga luar Ponorogo mendapatkan produk UMKM yang berkualitas. Sehingga menjadi penopang ekonomi wisata
“Semua pelaku UMKM kami latih. Tidak hanya kuliner, ada kraft, travel maupun pemilik guest house. Kami injek pengetahuan,” ucap Kang Giri.
Sementara Deputi Bisnis Area Madiun, Eko Supriyanto mengatakan tujuan utama pelatihan agar pelaku UMKM melek digital.
Sehingga harus dibekali dengan pemasaran digital. Selain itu juga memperkenalkan produk UMKM karena selama ini hanya terkenal reognya saja.
“Kita harus jadi satu ekosistem, pariwisata dan UMKM bisa berkolaborasi. Harapannya tidak hanya di Ponorogo saja tapi bisa diluar daerah lainnya,” tambahnya.
Dia merinci ada 160 pelaku UMKM mengikuti pelatihan. Tidak hanya pelaku UMKM kuliner saja, namun bermacam-macam usaha kecil.
“Selain pemasaran juga legalitas, karena legalitas penting karena kepastian usahanya,” pungkasnya.