LINTAS7.NET, PACITAN – Ronthekantropus Kecamatan Punung sukses menggebrak panggung Festival Ronthek Pacitan 2025. Ribuan pasang mata seolah terhipnotis oleh penampilan apik Ronthekantropus yang mengusun tema ramah lingkungan.
Penampilan penuh energi berpadu dengan irama kentongan harmoni serta tarian dinamis mencuri perhatian penonton di panggung utama hingga sepanjang jalur utama.
Camat Punung, Pudji Haryono, menyatakan sajian karya seni Ronthekantoprus terinspirasi dari kehidupan masyarakat Desa Ploso yang dikenal sebagai kawasan penghasil genteng dan batu bata berkualitas. Sebuah warisan leluhur yang perlu terus dilestarikan.
“Terakota berasal dari tradisi Italia, tapi di Ploso ini kami memiliki warisan serupa yang telah turun-temurun menjadi sumber penghidupan warga,” katanya.
Pudji menjelaskan, gerakan tari dalam kesenian ronthek ini merupakan visualisasi simbolis proses pembuatan genteng pengambilan tanah liat, proses penggilingan dan pencetakan, tahap pengeringan dan pembakaran dan hasil akhirnya berupa genteng berkualitas.
“Seperti hidup manusia, semua butuh proses panjang penuh lika-liku untuk menciptakan sesuatu yang kokoh dan bernilai,” tambah Pudji.
Yang membedakan penampilan kecamatan Punung adalah komitmennya pada kelestarian lingkungan, Sistem audio bertenaga baterai (zero noise pollution) serta properti berbahan alami.
“Ini wujud nyata keselarasan antara seni dan kelestarian alam,” Pudji
Festival Rontek Pacitan 2025 yang masuk dalam Kharisma Event Nusantara ini semakin mengukuhkan posisi Pacitan sebagai kabupaten dengan kekayaan budaya yang hidup. Melalui berbagai penampilan kreatif, tiap kecamatan berhasil mengekspresikan nilai-nilai luhur masyarakatnya.
“Ronthekantrupus bukan sekadar tarian, tapi cerita perjuangan hidup kami yang diwariskan untuk generasi mendatang,” tutupnya. (Red/Adv).