LINTAS7.NET, PONOROGO- Beragam upaya dilakukan pemerintah Kabupaten Ponorogo untuk menangani krisis air bersih di musim kemarau. Salah satunya dengan droping air bersih kepada masyarakat terdampak.
Pemkab Ponorogo terus menerus droping air bersih menggunakan empat mobil tangki pembawa air bersih. Baik dari PMI maupun BPBD Ponorogo dan masing masing berisikian 6 ribu liter air bersih.
“Langkah pendeknya seperti yang dilakukan BPBD dan PMI hari ini, dikirim air, kita harus ada air. Kita harus transfer air. Kedua ayo berpikir bagaimana ke depan tidak ada krisis air lagi. Misalnya menanam,” kata Bupati Sugiri Sancoko usai memberangkatkan empat mobil tangki di halaman pendopo (5/9).
Orang nomor satu di pemerintahan Ponorogo ini juga memberikan program jangka panjang untuk memutus ketergantungan air bersih setiap musim kemarau dengan pembangunan sumur dalam.
“Nanti akan dicarikan sumber air di bawah, lalu didorong ke atas sampai di atas di puncak tertinggi di distribusikan. Kemarin ada empat titik dibiayai di PAK 2024,” jelas Bupati.
Sementara itu, BPBD Ponorogo merncatat 619 Kepala Keluarga (KK) di 4 kecamatan di Ponorogo terdampak krisis air. Empat kecamatan yang terdampak antara lain Kecamatan Bungkal, Slahung, Pulung Kecamatan Balong. 4 Kecamatan itu terdiri dari 9 dusun, di 7 desa berbeda.
BPBD menilai jumlah daerah terdampak krisis air bersih ini berpotensi terus bertambah. Ini sesuai asesmen pada tahun kemarin.
“Sampai hari ini Baru 9 jadi sudah hampir 2/3 yang kita assessmen sudah mengajukan permohonan air bersih dan kita sudah ada dropping. Kalaupun ini melebar atau perluasan sampai ke-15 kita sudah siap karena kita sudah ada armada dan ada bantuan dari PMI,” tandas Masum, Kalaksa BPBD Ponorogo, Masun.
Selain sungai yang terus mengering, sumur yang menjadi satu-satunya sumber mata air telah mengering. Bahkan sejumlah warga kini terpaksa berjalan ke hutan demi mendapatkan air untuk kebutuhan minum dan memasak. Itu pun terkadang mereka harus mengantri. (Ct/Adv).