LINTAS7.NET, PACITAN– Dalam upaya membangun komunitas tangguh berkelanjutan, Ademos bersama SIAP SIAGA – Kemitraan Australia dan Indonesia untuk Pengelolaan Risiko Bencana, meluncurkan program Destana Inklusif di dua desa percontohan, yaitu Desa Sukoharjo dan Desa Kayen, Kabupaten Pacitan.
Program ini bertujuan untuk mengintegrasikan pengelolaan risiko bencana, pengarusutamaan GEDSI (Gender, Equity, Disability, and Social Inclusion), ketangguhan ekonomi, dan adaptasi perubahan iklim (API) dalam satu kerangka yang sinergis.
Pada Kamis, 19 Desember 2024, kegiatan diseminasi dan serah terima program berlangsung di Gedung Karya Dharma Pacitan. Acara tersebut dihadiri oleh Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Pacitan, Kemal Pandu Pratikna, Program and Policy Officer SIAP SIAGA Jawa Timur, Mambaus Su’ud, Ketua Ademos, A. Shodiqurrosyad, serta perwakilan dari BPBD, Pemerintah Kecamatan, dan pihak terkait lainnya.
Ketua Ademos, A. Shodiqurrosyad, menjelaskan bahwa pada 2024, Ademos telah memperkuat ketangguhan bencana inklusif di Pacitan melalui pemberdayaan Forum Pengurangan Risiko Bencana Desa (FPRB). Program ini melibatkan peningkatan kapasitas pengelolaan risiko bencana, pelatihan fasilitator Destana Inklusi, dan penyusunan dokumen analisis GEDSI sebagai indikator Destana Inklusif.
Tak hanya itu, program ini juga mencakup pelatihan pengarusutamaan GEDSI, penyusunan kebijakan kebencanaan, serta pengembangan pekarangan bibit sayur berbasis permakultur.
“Pada program ini, kami juga mendampingi FPRB Desa untuk mendorong Pemerintah Desa membuat kebijakan kebencanaan yang inklusif. Hasilnya, pada Oktober 2024, kedua desa telah mengesahkan Peraturan Desa tentang Pengurangan Risiko Bencana yang Inklusif,” kata Shodiqurrosyad.
Pemerintah Kabupaten Pacitan memberikan apresiasi terhadap upaya ini. Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Pacitan, Khemal Pandu Pratikna, mengungkapkan pentingnya membangun ketangguhan masyarakat di daerah dengan tingkat kerawanan bencana yang tinggi seperti Pacitan.
“Kami sangat mengapresiasi upaya yang dilakukan oleh SIAP SIAGA dan Ademos, bekerja sama dengan Pemerintah Desa dan masyarakat. Ini merupakan langkah penting untuk meningkatkan kapasitas pengelolaan risiko bencana di desa-desa Pacitan,” ujar Khemal.
Dalam acara tersebut, dilakukan simbolis serah terima dukungan stimulan untuk usaha UMKM Tangguh, permakultur, kebun bibit komunitas, serta peralatan pengelolaan sampah dan penanggulangan bencana. Selain itu, dokumen indikator pembentukan Destana Inklusif dan Peraturan Desa tentang Pengurangan Risiko Bencana Inklusif juga diserahkan kepada Pemerintah Desa Kayen dan Sukoharjo serta BPBD Kabupaten Pacitan.
Kepala Desa Sukoharjo, Solichin, berharap bahwa apa yang telah dilakukan dapat menjadi contoh bagi desa-desa lain di Kabupaten Pacitan untuk memperkuat ketangguhan mereka dalam menghadapi bencana.
“Semoga program ini menjadi percontohan yang dapat dikembangkan di desa lain di wilayah Pacitan,” ungkap Solichin.
Berkat program Destana Inklusif, skor Penilaian Ketangguhan Desa (PKD) kedua desa meningkat signifikan. Desa Kayen mencapai skor 71,9, sementara Desa Sukoharjo mencatatkan skor 75,8. Sebelumnya, kedua desa tersebut berada pada skor yang jauh lebih rendah, yaitu 29,7 untuk Desa Kayen dan 24,5 untuk Desa Sukoharjo.
Program Destana Inklusif ini diharapkan dapat menjadi model yang dapat diterapkan di desa lainnya di Pacitan, memperkuat ketangguhan masyarakat dalam menghadapi ancaman bencana, serta mendorong pengelolaan risiko bencana yang inklusif dan berkelanjutan.