LINTAS7.NET,PACITAN – Kabupaten Pacian dikenal akan potensi alam yang menakjubkan. Tak hanya sektor pariwisata, alam Pacitan potensial untuk pengembangan pertanian dan perkebunan. Satu diantara komoditas pertanian berkualitas adalah Kopi Nawangan.
Ya, di wilayah Kecamatan Nawangan yang didominasi pegunungan dan perbukitan tumbuh subur tanaman kopi robusta. Hasil produksi kopi robusta yang lebih dikenal dengan sebutan kopi Nawangan mulai diminati pasaran.
Ini karena kopi robusta Nawangan memiliki cita rasa khas, dengan karakter kuat dan kadar kafein yang relatif rendah. Tumbuh di ketinggian 1.225 meter di atas permukaan laut, kopi ini berkembang jadi salah satu komoditas unggulan yang menggerakkan ekonomi masyarakat.
Camat Nawangan, Sukarwan mengatakan pemerintah secara aktif mendampingi kelompok petani untuk menjaga kualitas kopi, sekaligus memberikan pelatihan pengolahan dan promosi produk.
“Kita bantu dari hulu ke hilir, mulai dari perawatan tanaman, proses pascapanen, sampai pemasaran. Bahkan sudah ada petani yang memasarkan produknya melalui media sosial,” tambahnya.
Para petani di Nawangan pun mulai berinovasi. Selain menjual biji mentah, mereka mengolah hasil panen menjadi bubuk kopi kemasan, bahkan menyajikannya langsung di warung kopi lokal. Sebagian lainnya juga mulai belajar teknik roasting mandiri agar nilai jual kopi meningkat.
Kopi Nawangan saat ini dipasarkan secara tradisional, namun perlahan mulai merambah pasar digital melalui berbagai platform online. Meski jumlah produksi masih terbatas, optimisme terus tumbuh seiring meningkatnya minat masyarakat terhadap kopi lokal.
“Kalau ini dibranding dengan baik dan terus didorong, saya yakin Kopi Nawangan bisa bersaing di tingkat nasional. Apalagi wisata petik kopi ini bisa jadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang ingin merasakan pengalaman langsung,” imbuh Sukarwan.
Tak hanya dari sisi produksi, Nawangan juga mulai mengembangkan potensi agrowisata petik kopi, terutama di kawasan sekitar Monumen Jenderal Soedirman. Para wisatawan bisa langsung memetik buah kopi merah dari pohonnya sambil menikmati kesejukan alam pegunungan.
Geliat agrowisata ini mulai terlihat. Karwan menyebut pengembangan Kopi Nawangan bukan sekadar meningkatkan produksi, tetapi juga membuka peluang baru di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.
“Kopi Nawangan ini bukan hanya soal cita rasa, tapi juga bagian dari identitas kami. Dengan pengelolaan yang baik, kawasan Monumen Jenderal Soedirman bisa menjadi destinasi agrowisata petik kopi unggulan,” pungkas Sukarwan. (Red/Adv).