LINTAS7.NET, PACITAN – Tradisi Ronthek Gugah Sahur yang telah menjadi bagian dari budaya masyarakat Kabupaten Pacitan kembali digelar selama bulan suci Ramadhan 1446 H. Ratusan warga dari berbagai desa memadati jalanan pada dini hari untuk memainkan alat musik kentongan berbahan bambu dan menyanyikan lagu-lagu tradisional guna membangunkan warga untuk sahur.
Namun, untuk menjaga keamanan dan ketertiban selama perayaan tradisi ini, aparat gabungan dikerahkan secara besar-besaran. Kapolsek Pacitan, AKP Andreas Hekso, mengungkapkan bahwa lebih dari seratus personel keamanan disebar di berbagai titik strategis, termasuk persimpangan jalan dan gang-gang sempit, guna mengantisipasi potensi terjadinya tawuran antar kelompok peserta.
“Tahun ini, kami telah membagi rute kelompok Ronthek Gugah Sahur menjadi empat rayon: barat, selatan, utara, dan timur. Setiap rayon kami siapkan dengan ratusan personel untuk memastikan tradisi ini berlangsung aman dan kondusif,” jelas AKP Andreas Hekso.
Lebih lanjut, AKP Andreas Hekso menegaskan bahwa pihaknya akan bertindak tegas terhadap siapapun yang mencoba membuat keributan atau mengganggu ketertiban umum.
“Kami ingin memastikan agar tradisi ini tetap berjalan dengan baik tanpa ada insiden yang mengganggu keamanan. Tindakan tegas akan kami ambil terhadap pihak-pihak yang memprovokasi atau terlibat dalam aksi tawuran,” tambahnya.
Meskipun Ronthek Gugah Sahur merupakan tradisi yang telah berlangsung turun-temurun, dalam beberapa tahun terakhir, sejumlah oknum peserta sering kali terlibat dalam aksi anarkis, sehingga pengamanan ketat pun diperlukan untuk mencegah hal tersebut terulang.
Dengan adanya langkah-langkah preventif yang diambil oleh pihak keamanan, diharapkan masyarakat dapat tetap merayakan tradisi Ronthek Gugah Sahur dengan aman dan khusyuk, tanpa adanya gangguan yang dapat merusak suasana Ramadan.