Bupati : Madiun Tidak Pernah Ada Embirio PKI

- Jurnalis

Selasa, 1 Oktober 2019 - 14:15 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Lintas7.net, MADIUN – Madiun tidak pernah ada embirio PKI. Adanya, Madiun menjadi pusat aksi PKI dan wilayah sekitar Madiun dijadikan wilayah kacau.

Hal itu disampaikan oleh Bupati Madiun Ahmad Dawami usai menjadi Inspektur Upacara (Irup) peringatan Hari Kesaktian Pancasila di Monumen Kresek, Kecamatan Wungu, Kabupaten Madiun, Selasa (1/10/2019).

“Kita tidak pernah punya nenek moyang PKI,” tegasnya.

Bupati yang akrab disapa Kaji Mbing ini mengatakan, setelah lahir pada 1 Juni 1945, Pancasila mendapat ujian beberapa kali. Pertama, pada tahun 1948 di Madiun yang menjadi pusat aksinya.

Saat itu, lanjut Kaji Mbing, aksi PKI di Madiun dimulai tanggal 17 September 1948. Selang sehari, tepatnya tanggal 18 September 1948 PKI mendeklarasikan berdirinya Republik Soviet Indonesia di Madiun.

Baca Juga :  Tak Punya Biaya, Seorang Nenek di Ponorogo Pasrah Wajahnya Digerogoti Kanker Kulit

“Presidennya Muso, Amir Syarifudin sebagai perdana menteri, dan dilakukan oleh Sumarsono dan Joko Suyono saat itu,” tambahnya.

Upacara Hari Kesaktian Pancasila di Monumen Kresek, Wungu, Kabupaten Madiun, Selasa (1/10/2019)

Seluruh instansi pemerintahan di Madiun dan sekitarnya dikuasai PKI. Madiun dijadikan pusat aksi. Dan wilayah sekitar Madiun dijadikan wilayah kacau.

“Artinya tidak ada embirio bahwa di Madiun ini PKI, embirio tidak ada. Semuanya orang luar,” tandasnya.

Kemudian, pasukan Siliwangi dipimpin Jendral Gatot Subroto dari arah barat dan divisi 2 dipimpin Kolonel Sungkono dari arah timur, menyerang PKI yang menguasai Madiun.

Digempur pasukan pro Pancasila, PKI lari tunggang langgang. Lalu, tepat pada tanggal 30 September 1948 Madiun bisa dikuasai kembali dari tangan PKI.

Baca Juga :  Bangkitkan Ekonomi Pariwisata, Ibas Tekankan Pentingnya Obyek Wisata Sehat dan Aman dari Covid-19

“Kemudian berulang lagi 30 September 1965, dimana pada saar itu 6 Jendral diculik oleh PKI, dan tanggal 1 Oktober 1965 disepakati sebagai Hari Kesaktian Pancasila,” urainya.

Tempat inilah (Kresek) yang menjadi pelarian PKI ketika diserang pasukan Siliwangi. Seluruh tawanan PKI yang pro Pancasila dibunuh. Lokasinya berjarak sekitar 800 meter dari sini (monumen Kresek).

Untuk mengenang, menghormati dan menghargai para korban yang dibunuh PKI, Bupati Madiun mengaku akan mendirikan monumen Lubang Sudo yang juga diharapkan menjadi destinasi wisata sejarah, satu paket dengan monumen Kresek.

In Syaa Allah nanti akan kita bangun monumen Lubang Sudo. Progresnya ini perencanaan, gambar sudah, mungkin 2020 sudah jadi,” ungkapnya. (ant)

Berita Terkait

Pacitan Gelar Ekspedisi Merah Putih 70-Mile Sea Paradise, AHY Dijadwalkan Ikut Susur Pantai
PLN Nusantara Power UP Pacitan dan Warga Dersono Gelar Upacara Bendera di Atas Perahu Sungai Maron
Ibunya Nelayan Jatim, Khofifah Tinjau Pelabuhan Tamperan dan Gulirkan Program Perikanan  
Bantuan BLT Disalurkan, Gubernur Jatim Tekankan Pentingnya Penggunaan Dana yang Produktif
DBHCHT Dorong Pembangunan RSUD dr. Darsono, Warga Pacitan Siap Nikmati Layanan Kesehatan yang Lebih Baik
Dinkes Pacitan Gelontorkan Rp 17,5 Miliar dari DBHCHT untuk Kesehatan Masyarakat
Tim Gabungan Sita 13.512 Batang Rokok Ilegal di Pacitan
BLT DBHCHT 2025 Pacitan Naik Jumlah Penerima, Periode Penyaluran Diperpanjang

Berita Terkait

Selasa, 19 Agustus 2025 - 07:56 WIB

Pacitan Gelar Ekspedisi Merah Putih 70-Mile Sea Paradise, AHY Dijadwalkan Ikut Susur Pantai

Minggu, 17 Agustus 2025 - 11:15 WIB

PLN Nusantara Power UP Pacitan dan Warga Dersono Gelar Upacara Bendera di Atas Perahu Sungai Maron

Selasa, 12 Agustus 2025 - 21:44 WIB

Ibunya Nelayan Jatim, Khofifah Tinjau Pelabuhan Tamperan dan Gulirkan Program Perikanan  

Selasa, 12 Agustus 2025 - 21:16 WIB

Bantuan BLT Disalurkan, Gubernur Jatim Tekankan Pentingnya Penggunaan Dana yang Produktif

Kamis, 7 Agustus 2025 - 19:59 WIB

Dinkes Pacitan Gelontorkan Rp 17,5 Miliar dari DBHCHT untuk Kesehatan Masyarakat

Berita Terbaru