Menelisik Peta Politik Ngawi Jemput 45 Kursi

- Jurnalis

Selasa, 5 Februari 2019 - 00:08 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Oleh: Didik Purwanto*)

*) Wartawan Siaga Indonesia, Koresponden Lintas7.net Ngawi

 

Tangan timses alias orang kepercayaan caleg terlihat mulai keluar kandang blusukan ditengah konstituen/pemegang hak pilih. Mereka memperpanjang janji manis dari sang empu (caleg) dengan berharap imbalan suara pada 27 April 2019 mendatang.

Sebaliknya si caleg tidak jarang sudah ‘pede’ duluan entah mereka mengandalkan jurus jitu ataukah kendaraan partai yang ditumpanginya. Keduanya memang sulit dibedakan dan hampir sama bak bayangan berlatar lampu sorot. Terpenting apapun alasanya tenaga kuda dibutuhkan jika benar-benar caleg debutan bukan cap pupuk bawang ingin berstatus sosial wakil rakyat nantinya.

Tidak salahnya mengotak-atik peta kekuatan caleg berkendara partai pada pesta demokrasi mendatang di 6 daerah pemilihan (dapil) di Kabupaten Ngawi berebut 45 kursi kedewanan. Tentu telisik pun mengarah sebenarnya siapa yang berpengaruh di dapilnya apakah faktor partai maupun kelas caleg masing-masing dalam pertarungan nanti.

Coba kita lihat untuk Dapil 1 (Ngawi Kota, Pitu, Kasreman) diwilayah ini ada 7 kursi yang diperebutkan. Posisi petahana masih bercokol cukup kuat membuat caleg baru harus berotot jika tidak mau terdepak. Di dapil tersebut ada nama-nama caleg petahana yang patut diperhitungkan, ada Siswanto dari PKS, Supeno PAN, Yuwono Kartiko PDIP, Suntoro Gerindra.

Sederet nama tersebut punya basis meski kurang militan berpotensi pindah dukungan. Potret umumnya masing-masing partai di Dapil 1 cukup merata membuat pendatang baru (caleg) berpeluang berebut kursi meskipun Pemilu 2014 lalu PDIP mendapat 2 kursi. Diwilayah ini yang perlu diperhatikan setiap caleg jeli membaca pemilih pemula/millenial.

Sedangkan aroma biasa-biasa saja dan terbilang kurang greget ada di Dapil 2 dalam pertarungan mempengaruhi pemilih. (Kwadungan, Padas, Karangjati, Bringin). Di dapil ini posisi caleg petahana lumayan kuat. Otomatis sang penantang/caleg baru harus punya ‘power’ lebih jika tidak kepengen malu nantinya.

Baca Juga :  Spanduk Protes Terpasang di Kawasan Museum SBY, Warga : Tak Bisa Makan Tapi Mampu Beli Pilox

Meski ada nama Siswanto si caleg dari Partai Nasdem yang namanya pernah jadi pesohor birokrat Ngawi dengan posisi sekretaris daerah. Dipastikan lagi dari 8 kursi yang diperebutkan di Dapil 2 tetap ditangan si jawara pada pesta demokrasi sebelumnya (2014).

Berlanjut lagi ke Dapil 3 (Geneng, Gerih, Kendal) siapa yang berhak menduduki dari 7 kursi yang diperebutkan. Lain wilayah lain cerita tentunya, di dapil ini justru posisi petahana sedikit terancam si penantang baru. Contoh manuver Sudirman yang notabene caleg ‘anyaran’ dari PDIP luar biasa pergerakanya. Terlihat eks birokrat ini mampu menguasai medan dengan penerapan sistim gerilyanya.

Sekarang bergeser ke wilayah panas, iya Dapil 6 (Paron, Kedunggalar) dengan alokasi perebutan kursi paling gemuk 9 kursi. Perlu diketahui meski wilayah cakupanya hanya dua wilayah kecamatan namun bisa dilabeli dapil ‘neraka’ atau perang bintang kalau toh dilihat dari power caleg.

Disini bisa juga disebut kandangnya banteng jelasnya PDIP. Ingat, pada Pemilu 2014 lalu partai banteng moncong putih tersebut keluar pemenang mendapat 4 kursi dari 8 kursi yang diperebutkan.

Dan sisanya berbagi dengan partai lain yang cukup merata yakni PKB 1 kursi, Golkar 1 kursi, Partai Nasdem 1 kursi dan PPP 1 kursi. Perlu diperhatikan militansi pemilih cukup kuat di Dapil 6 terhadap partai maupun individu caleg.

Satu bukti torehan suara yang diperoleh Dwi Rianto Jatmiko/Antok caleg PDIP pada Pemilu 2014 ‘by namenya’ tembus 14 ribu suara lebih. Membuat posisi Antok yang sekarang ini menjabat Ketua DPRD Ngawi mempunyai basis suara/pemilih yang loyal.

Demikian juga posisi Anas Hamidi caleg petahana dari PKB ini dikenal mempunyai basis paten khususnya kaum nahdliyin. Ditambah sesama petahana yakni Suwardi yang akrab disapa Bendol dari Partai Nasdem dikenal dengan si jitu membaca arus pemilih. Pergerakanya tidak jauh beda dengan Sudirman caleg PDIP dari Dapil 3. Bendol terus bergerak, pelan tapi pasti.

Baca Juga :  Tipu Ratusan Konsumen Motor, Vivi Dipenjarakan

Kita berganti ke Dapil 5 (Jogorogo, Ngrambe, Sine) merebutkan 7 kursi. Diwilayah lereng perbukitan Lawu kehadiran sang legendaris Samini si petahana dari Golkar masuk daftar paten alias bakal jadi wakil rakyat abadi.

Betapa tidak, lebih dari 6 periode nama Samini terus dinobatkan menjadi legislator meskipun pernah pindah dapil. Politisi gaek berumur 70 tahun lebih itu dikenal ahlinya meramu meyakinkan pemilih mulai pemula sampai basis emak-emak.

Namun yang turut diperhitungkan juga keberadaan PDIP manuver calegnya dikenal cukup elegan bak mesin diesel. Slamet Riyanto dan Heru Kusnindar masih menjadi momok menakutkan bagi caleg lain. Kedua caleg petahana ini mempunyai strategi matang dalam membangun kekuatan.

Namun patut diperhatikan juga keberadaan Dian Anik Purwandari caleg baru dari Gerindra bakal jadi sorotan. Pasalnya, diam-diam caleg asal Desa Kletekan, Jogorogo sudah belajar dari pengalaman pahit Pemilu 2014. Saat itu kandas menuju Senayan setelah tercatat berebut kursi DPR RI Dapil VII Jawa Timur dari kendaraan yang sama.

Untuk Pemilu 2019 ini Dian demikian sapaan akrabnya tidak mau lagi menelan pil pahit kedua kalinya. Ia ekstra hati-hati dalam grassroot ke wilayah dengan memperhatikan siapa kawan dan lawan. Apalagi Dian boleh disebut sebagai patnershipnya barisan perempuan selain si emak Sam (Samini-red).

Terakhir masuk ke Dapil 5 (Widodaren, Mantingan, Karanganyar) sebagai wilayah adem ayem. Meski calegnya ada yang mengaku adem panas menjelang coblosan kurang dari 60 hari tersebut.

Dengan pertaruhan 7 kursi yang diperebutkan membuat Dapil 5 terasa dingin. Belum ada yang terlihat muncul terbuka ke medan laga masyarakat. Mayoritas masih sama-sama tiarap saling mengamati strategi antar caleg antar partai. (*)

Berita Terkait

Antara Perekonomian dan Peningkatan Partisipasi Pemilih
Jumpstreet Festival Next Generation Vol 1 Siap Digelar
Bangun Rumah Warga Sebagai Bentuk Tanggung Jawab Sosial PT. PLN Nusantara Power Up Pacitan
Bertemunya Pelaku Budaya, Pekerja Seni, Tradisi Kabupaten Pacitan dan Sekitarnya di Museum Song Terus Expo Dalam “Jagat Mbah Sayem”
Kredit Mobil Angsuran 20 Juta, Andalkan Penghasilan Dari Aplikasi Penghasil Dolar Berujung “RUNGKAT”
SBY Masih Jadi Idola Warga Pacitan
Event Gempita Djagakarya Upaya Tumbuhkan Perekonomian Warga Pacitan
Pemkab Pacitan Bagikan Sertifikat dan Kartu Jaminan Sosial untuk Ribuan Nelayan

Berita Terkait

Senin, 18 Maret 2024 - 19:00 WIB

Antara Perekonomian dan Peningkatan Partisipasi Pemilih

Jumat, 19 Januari 2024 - 17:28 WIB

Jumpstreet Festival Next Generation Vol 1 Siap Digelar

Rabu, 17 Januari 2024 - 16:08 WIB

Bangun Rumah Warga Sebagai Bentuk Tanggung Jawab Sosial PT. PLN Nusantara Power Up Pacitan

Rabu, 27 Desember 2023 - 19:15 WIB

Bertemunya Pelaku Budaya, Pekerja Seni, Tradisi Kabupaten Pacitan dan Sekitarnya di Museum Song Terus Expo Dalam “Jagat Mbah Sayem”

Kamis, 21 Desember 2023 - 13:05 WIB

Kredit Mobil Angsuran 20 Juta, Andalkan Penghasilan Dari Aplikasi Penghasil Dolar Berujung “RUNGKAT”

Minggu, 17 Desember 2023 - 15:29 WIB

SBY Masih Jadi Idola Warga Pacitan

Jumat, 15 Desember 2023 - 13:01 WIB

Event Gempita Djagakarya Upaya Tumbuhkan Perekonomian Warga Pacitan

Kamis, 14 Desember 2023 - 19:55 WIB

Pemkab Pacitan Bagikan Sertifikat dan Kartu Jaminan Sosial untuk Ribuan Nelayan

Berita Terbaru

Opini

Antara Perekonomian dan Peningkatan Partisipasi Pemilih

Senin, 18 Mar 2024 - 19:00 WIB

Headline

Ratusan Warga Pacitan Serbu Pasar Murah

Minggu, 17 Mar 2024 - 16:12 WIB

Headline

Bangunan Mirip Masjid Nabawi Berdiri Megah di Pacitan

Minggu, 17 Mar 2024 - 15:54 WIB

Headline

Tempat Hiburan Malam Wajib Tutup Total 10 Hari Awal Ramadhan

Minggu, 17 Mar 2024 - 15:36 WIB

Catatan Mas KPU

Rekapitulasi Kabupaten

Minggu, 17 Mar 2024 - 15:10 WIB