SELAMAT hari Idul Adha 1444 hijriah. Hari yang bagi saya begitu menggembirakan. Momentum untuk bermuhasabah diri. Meneladani makna kurban bagi kehidupan kita sehari-hari. Di balik ingar bingar kehidupan, tentu tidak bisa kita lupakan sekeliling kita. Inilah yang menjadi makna hari kurban bagi saya. Semangat berkurban, semangat berbagi. Tidak hanya persoalan berbagi materi, tetapi juga berbagi manfaat untuk sekitar. Sebab, sebaik-baik seseorang semestinya adalah yang sebesar-besar manfaatnya.
Momentum hari kurban ini, kami di KPU Pacitan pada Minggu (2/7) kemarin memanfaatkannya dengan bersilaturahmi. Berkumpul bersama keluarga seluruh komisioner. Kumpulnya, kebetulan di rumah saya. Kebetulan pula, di awal Juli ini, saya menempati rumah baru. Usai gelaran walimatul waqiroh, atau tasyakuran menempati rumah baru. Rumah yang saya rintis pembangunannya sejak bekerja di KPU Pacitan. Jadilah momentum silaturahmi Idul Adha ini berlangsung penuh keakraban.
Silaturahmi ini menjadi semacam tradisi. Secara berkala kami lakukan berlima. Mengajakserta anggota keluarga. Sebelum di rumah saya, sudah pernah dilakukan di rumah teman-teman komisioner lainnya. Ajang silaturahmi ini menjadi sarana bagi kami berlima untuk menguatkan rasa kebersamaan dan kekompakan. Termasuk bagi keluarga kami masing-masing. Sehingga, di antara keluarga, bisa saling mengenal dan saling dekat.
Upaya itu kami niatkan sebagai pondasi untuk memupuk rasa kolektif kolegial, supaya semakin kuat. Sehingga, kami berlima tidak hanya terikat dalam profesionalitas pekerjaan. Tetapi juga terikat dalam bingkai silaturahmi kekeluargaan.
Di luar momentum Idul Adha, beberapa agenda sepekan kemarin juga dilaksanakan KPU Pacitan. Di awal pekan, Senin (26/6), digelar rakor bertajuk focus group discussion (FGD) penyiapan rumusan kebijakan pemungutan dan penghitungan suara Pemilu Tahun 2024. Pesertanya, seluruh pengurus partai politik, stakeholder terkait hingga lembaga pendidikan tinggi di Pacitan. Forum ini sekaligus menghimpun saran dan masukan mengenai rancangan Peraturan KPU tentang Pemungutan dan Penghitungan Suara Pemilu Tahun 2024.
Hadir sebagai narasumber adalah Sittah AAQ, komisioner KPU Pacitan periode 2003-2019. Saya didaulat menjadi moderator acara. Forum tersebut akhirnya saya kemas dalam bentuk diskusi. Setelah pemaparan dari narasumber, saya pantik diskusi dengan menampilkan beberapa pasal dalam rancangan PKPU tentang Pemungutan dan Penghitungan Suara Pemilu Tahun 2024.
Masukan pun mengalir. Beberapa teman-teman peserta pemilu memberikan pandangan dan masukannya mengenai teknis pelaksanaan pasal demi pasal tersebut. Diskusi berjalan hangat dan gayeng. Sejumlah saran penggunaan kata dalam beberapa pasal tertentu, juga diusulkan. Harapannya, dapat mudah dipahami dan diaplikasikan, di Pacitan pada khususnya. Serta dapat disampaikan kepada pimpinan di KPU RI untuk menjadi pertimbangan sebelum ditetapkan.
Keesokan harinya, Selasa (27/6), digelar rakor persiapan Kirab Pemilu Tahun 2024. Dipusatkan di RPP KPU Pacitan. Undangannya adalah ketua dan anggota PPK se-Pacitan. Beberapa konsep pelaksanaan kirab yang direncanakan mulai 18-24 Juli 2023 ini, dipaparkan oleh Divisi Sosdiklih Parmas SDM dan Sekretaris KPU Pacitan. Mulai dari penerimaan bendera dari KPU Ponorogo, hingga penyampaikan berikutnya ke KPU Gunungkidul Provinsi DI Yogyakarta.
Sementara itu, selain momentum hari Idul Adha, Sabtu (1/7) kemarin merupakan Hari Bhayangkara ke-77. Ketua KPU Pacitan hadir secara langsung untuk mengikuti upacara peringatan HUT Bhayangkara tersebut di pendapa Kabupaten Pacitan. Selamat Hari Bhayangkara. Polri Presisi untuk Negeri, Pemilu Damai Menuju Indonesia Emas! (*)
Tulisan ke-49/Edisi 26 Juni-2 Juli 2023
