MAGETAN – Pemberdayaan masyarakat menjadi tolak ukur kemajuan daerah. Visi dan misi yang jelas diusung oleh Caleg Partai Gerindra Kabupaten Magetan Nomor Urut 3-Dapil IV, Sang Widhi Subroto ST (SWS).
Politisi dengan Dapil Maospati, Sukomoro dan Bendo ini mengatakan, ingin menjalankan falsafah Jawa dalam hidup yaitu Urip Iku Kudu Urup (hidup itu harus memberi manfaat). Beberapa hal yang menjadi sasarannya adalah memberdayakan Usaha Menengah Kecil Mikro ( UMKM).
“Keberadaan pengusaha kecil di Kabupaten Magetan menjadi Soko Guru perekonomian masyarakat pedesaan. Keberadaan pedagang kecil ini turuti berkontribusi menggerakkan roda ekonomi, utamanya dari tingkat desa,” katanya, Senin (17/12).
Alumni SMPN 1 Maospati ini menjelaskan, eksistensi pedagang kecil dan bakulan menjadi salah satu faktor mengurangi. Selama ini banyak yang meninggalkan desa,karena merasa peluang kerja kecil. “Konsepnya jangan menjadi pencari kerja, namun pencipta lapangan kerja,” sambung Sang Widhi Subroto yang juga seorang entrepreneurship muda asal Magetan ini.
SWS mengurai, efek domino dari penguatan UMKM di desa cukup besar. Mereka bisa memberi kontribusi signifikan dalam mengakselerasi dan menyumbang tingkat pertumbuhan ekonomi Kabupaten Magetan. “Jadi, saya menjadi anggota legislatif Kabupaten Magetan ingin fokus menggarap sektor UMKM baik melalui skenario bantuan modal maupun dana bergulir yang dialokasi lewat dana aspirasi,” imbuhnya.
Diakuinya, paradigma berpikir jika di desa hanya soal pertanian dan peternakan itu harus ditambah. Ada sektor lain yang bisa dipacu. Sehingga penguatan ekonomi berjalan dari desa. “Kalau desa ini kuat, ya kondisi ekonomi di Kabupaten Magetan ikut kuat,” tegasnya.
Lebih jauh, SWS mengurai, luasan lahan pertanian di Magetan masih luas dan memiliki prospek untuk dikembangkan. UMKM dari desa mulai memetakan potensi pertanian tersebut bisa diolah. “Desa ini kan sebenarnya memiliki Bumdes. Produk UMKM bisa kita titip di Bumdes,” ucapnya.
Politisi muda yang energik ini menegaskan, eksistensi pedagang kecil dan bakulan dalam memajukan kesejahteraan masyarakat desa cukup penting. Desa yang berdaya saing akan memacu anak mudanya bertahan. “Ya, kalau desanya berkembang pesat, saya pikir anak muda akan tertarik untuk menekuni UMKM sesuai potensi desanya,” bebernya. “Yang diperlukan ada contoh dan bukti,” sambungnya.
SWS menyebut, pemberdayaan UMKM ini tentu tak sembarangan. Menyesuaikan dengan latar belakang atau minat dari masyarakat. Setelah jelas, diberikan bantuan modal serta peningkatan manajemen. “Jangan yang biasa mengolah jagung, kita beri bantuan mengolah ikan. Ini tidak nyambung, sesuaikan dengan kebiasaannya,” tegasnya.
SWS menambahkan, pemberdayaan UMKM dari desa ini akan banyak mencari bibit anak muda potensial. Harapannya, supaya nafas panjang pemberdayaan masyarakat berjalan masif. Dan biasanya sesama anak muda lebih cepat menularkan kemampuan. “Anak muda ini lebih energik dan memiliki gagasan visioner. Ditunjang pemahaman teknologi mereka rata-rata bagus,” tukasnya. (rd)