Terkait Do’a Mbah Moen, TKN Jokowi-Ma’ruf Amin: Do’a Jangan Dipolitisir!

- Jurnalis

Senin, 11 Februari 2019 - 12:08 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Budiman Sudjatmiko, Anggota Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi - Ma'ruf Amin

Budiman Sudjatmiko, Anggota Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi - Ma'ruf Amin

NGAWI. Budiman Sudjatmiko anggota Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi – Ma’ruf Amin mengatakan Fadli Zon tidak berhak menentukan do’a Kyai Maimoen Zubair atau Mbah Moen sebagai do’a yang tertukar, lebih-lebih do’a yang salah.

Menurutnya, do’a itu sifatnya vertikal yang lebih tahu hanya orang yang mendo’akan dengan Tuhannya. Sangat disayangkan jika Fadli Zon terlalu nyinyir terhadap suatu do’a dengan cepat merespon tanpa menilai hakikatnya suatu do’a itu sendiri.

Kritikan Budiman Sudjatmiko yang sekaligus politikus PDIP ini disampaikan saat mengunjungi rumah aspirasinya di Desa Soco, Kecamatan Jogorogo, Ngawi, Jawa Timur, Senin, (11/02/2019). Urainya, semua do’a jangan sekali-kali dikaitkan dengan politik.

“Dia itu (Fadli Zon-red) jangan menilai-nilai ini doa yang salah atau benar. Itu bukan hak dia,” terang Budiman Sudjatmiko.

Baca Juga :  PDIP Diatas Angin, Antok Masih Irit Siapa Calon Kepala Daerah

Dari kacamatanya, sudah jelas Kyai Maimoen Zubair merupakan Kyai sepuh yang mempunyai karismatik tersendiri di kalangan NU. Namun lepas dari persoalan itu, Budiman tidak ingin melihat keberadaan Mbah Moen sebagai tokoh sentral NU. Sebab, dasarnya do’a bentuk keyakinan antara umat dengan Tuhannya.

“Saya tidak ingin melihat tokoh NU tidaknya, tapi apakah do’a yang dipanjatkan meskipun itu si tukang nderes berhak disalahkan jelas tidak. Hakikatnya setiap orang boleh dan berhak berdo’a sesuai kehendaknya, jangan disalahkan,” bebernya.

Sejak awal puisi Fadli Zon tersebut yang disinyalir berbau politik justru ditanggapi Budiman Sudjatmiko dengan adem ayem. Karena tidak kepengen menyeret persoalan tersebut ke pusaran politik praktis apalagi dikaitkan dengan Pilpres 2019.

Baca Juga :  Lagi, Petani di Ngawi Meninggal Tersengat Listrik Jebakan Tikus

Sesuai hematnya, kaum Nahdliyin (NU-red) dengan sendirinya akan melihat secara utuh kehadiran kaum nasionalis yang tidak pernah menilai apapun suatu do’a apakah itu benar maupun sebaliknya. Karena semuanya itu urusan umat dengan Tuhanya bukan sesama umat saling menyalahkan apalagi menilai.

Polemik puisi Fadli Zon tersebut menyusul ketika Presiden Jokowi menyambangi Pondok Pesantren Al-Anwar Sarang, Rembang, Jawa Tengah yang diasuh Kyai Maimoen Zubair, Jum’at, (01/02/2019). Di akhir acara, secara tidak sengaja kyai karismatik tersebut kepleset menyebut nama Prabowo. (pr)

Berita Terkait

Aji – Gagarin Lanjutkan Kepemimpinan Pacitan, Ditetapkan Sebagai Bupati dan Wakil Bupati 
Bareng Perhutani dan Pemda, IJTI Mataraman Sedekah Oksigen di Sendang Ngiyom
Kemenangan Besar Aji-Gagarin di Kecamatan Bandar, Satu Desa Capai Target 90 Persen
Rekapitulasi Tingkat Kabupaten, Petahana Unggul Meyakinkan
Rekapitulasi Kecamatan Selesai, Aji-Gagarin Menang di 11 Kecamatan
Pasangan Ronny-Wahyu Kalah Telak di TPS 005 Desa Gedompol, Bahkan Kalah dari Jumlah Suara Tidak Sah
Aji-Gagarin Unggul Telak di Pilkada Pacitan 2024, Menang di 11 Kecamatan
Aji-Gagarin Unggul Telak Berdasarkan Real Count, Raih Kemenangan Mutlak di Kecamatan Sudimoro

Berita Terkait

Kamis, 9 Januari 2025 - 14:49 WIB

Aji – Gagarin Lanjutkan Kepemimpinan Pacitan, Ditetapkan Sebagai Bupati dan Wakil Bupati 

Rabu, 18 Desember 2024 - 18:42 WIB

Bareng Perhutani dan Pemda, IJTI Mataraman Sedekah Oksigen di Sendang Ngiyom

Senin, 9 Desember 2024 - 13:10 WIB

Kemenangan Besar Aji-Gagarin di Kecamatan Bandar, Satu Desa Capai Target 90 Persen

Selasa, 3 Desember 2024 - 18:58 WIB

Rekapitulasi Tingkat Kabupaten, Petahana Unggul Meyakinkan

Senin, 2 Desember 2024 - 18:39 WIB

Rekapitulasi Kecamatan Selesai, Aji-Gagarin Menang di 11 Kecamatan

Berita Terbaru