Menu

Mode Gelap
Jaga Kesehatan Lansia, Ini Yang Dilakukan Pemdes Bukur Asyik Nongkrong di Warung Saat Jam Sekolah, Belasan Pelajar di Madiun Terjaring Razia Satpol PP BST 2023 Lebih Singkat, Cepat dan Tepat Sasaran Operasi Zebra Semeru 2023 Resmi Digelar Mulai Hari Ini  Meriahnya Puncak Peringatan HUT ke 78 RI di Desa Tulung

Ngawi · 11 Feb 2019 12:08 WIB ·

Terkait Do’a Mbah Moen, TKN Jokowi-Ma’ruf Amin: Do’a Jangan Dipolitisir!


 Budiman Sudjatmiko, Anggota Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi - Ma'ruf Amin Perbesar

Budiman Sudjatmiko, Anggota Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi - Ma'ruf Amin

NGAWI. Budiman Sudjatmiko anggota Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi – Ma’ruf Amin mengatakan Fadli Zon tidak berhak menentukan do’a Kyai Maimoen Zubair atau Mbah Moen sebagai do’a yang tertukar, lebih-lebih do’a yang salah.

Menurutnya, do’a itu sifatnya vertikal yang lebih tahu hanya orang yang mendo’akan dengan Tuhannya. Sangat disayangkan jika Fadli Zon terlalu nyinyir terhadap suatu do’a dengan cepat merespon tanpa menilai hakikatnya suatu do’a itu sendiri.

Kritikan Budiman Sudjatmiko yang sekaligus politikus PDIP ini disampaikan saat mengunjungi rumah aspirasinya di Desa Soco, Kecamatan Jogorogo, Ngawi, Jawa Timur, Senin, (11/02/2019). Urainya, semua do’a jangan sekali-kali dikaitkan dengan politik.

“Dia itu (Fadli Zon-red) jangan menilai-nilai ini doa yang salah atau benar. Itu bukan hak dia,” terang Budiman Sudjatmiko.

Dari kacamatanya, sudah jelas Kyai Maimoen Zubair merupakan Kyai sepuh yang mempunyai karismatik tersendiri di kalangan NU. Namun lepas dari persoalan itu, Budiman tidak ingin melihat keberadaan Mbah Moen sebagai tokoh sentral NU. Sebab, dasarnya do’a bentuk keyakinan antara umat dengan Tuhannya.

“Saya tidak ingin melihat tokoh NU tidaknya, tapi apakah do’a yang dipanjatkan meskipun itu si tukang nderes berhak disalahkan jelas tidak. Hakikatnya setiap orang boleh dan berhak berdo’a sesuai kehendaknya, jangan disalahkan,” bebernya.

Sejak awal puisi Fadli Zon tersebut yang disinyalir berbau politik justru ditanggapi Budiman Sudjatmiko dengan adem ayem. Karena tidak kepengen menyeret persoalan tersebut ke pusaran politik praktis apalagi dikaitkan dengan Pilpres 2019.

Sesuai hematnya, kaum Nahdliyin (NU-red) dengan sendirinya akan melihat secara utuh kehadiran kaum nasionalis yang tidak pernah menilai apapun suatu do’a apakah itu benar maupun sebaliknya. Karena semuanya itu urusan umat dengan Tuhanya bukan sesama umat saling menyalahkan apalagi menilai.

Polemik puisi Fadli Zon tersebut menyusul ketika Presiden Jokowi menyambangi Pondok Pesantren Al-Anwar Sarang, Rembang, Jawa Tengah yang diasuh Kyai Maimoen Zubair, Jum’at, (01/02/2019). Di akhir acara, secara tidak sengaja kyai karismatik tersebut kepleset menyebut nama Prabowo. (pr)

Artikel ini telah dibaca 14 kali

badge-check

Editor

Baca Lainnya

Jelang Pengumuman DCS, 207 Bacaleg Masuk Kategori TMS

8 Agustus 2023 - 14:00 WIB

Simpatisan Jokowi di Ponorogo Deklarasi Dukung Prabowo

19 Juni 2023 - 22:01 WIB

Menilik Pemilih Prabowo di Pacitan Pemilu yang Lalu

25 Mei 2023 - 14:04 WIB

Jangan Mau Diadu Domba, Dulu Saya Rival Pak Jokowi Sekarang Bersatu Demi Rakyat Indonesia

20 Mei 2023 - 12:53 WIB

Ketua Taruna Merah Putih Kota Madiun Dirikan Posko Kemenangan PDI Perjuangan 

18 Mei 2023 - 14:49 WIB

Angka 13, Filosofi Hanoman dan Menangkan Prabowo, Warnai Pendaftaran Bacaleg di KPU Pacitan Hari Ini

13 Mei 2023 - 19:30 WIB

Trending di Nasional